Pewarta Network
Jumat, Januari 17, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
Ilustrasi gigi anak. (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Makanan ultra-proses (UFP) seperti keripik, es krim, dan makanan ringan lainnya sering menjadi favorit anak-anak. Namun, di balik kelezatannya, makanan ini membawa risiko kesehatan, terutama pada perkembangan struktur rahang dan gigi anak-anak.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini mengungkapkan bahwa pola makan tinggi makanan ultra-proses dapat memengaruhi perkembangan rahang dan menyebabkan kelainan pada struktur gigi anak.
Makanan ultra-proses umumnya memiliki tekstur yang sangat lembut dan tidak memerlukan banyak proses mengunyah. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan otot rahang anak tidak terstimulasi dengan baik.
Para peneliti yang mempelajari anak-anak berusia 3 hingga 5 tahun menemukan bahwa konsumsi makanan ultra-proses secara berlebihan dapat membuat ukuran rahang anak menjadi lebih kecil. Akibatnya, gigi menjadi tidak sejajar dan rentan mengalami kelainan seperti gigi menonjol atau tonggos.
Ketika seseorang mengunyah makanan yang lebih padat, tulang dan otot wajah ikut terlibat. Aktivitas ini membantu menyelaraskan gigi dan mendorong perkembangan struktur tulang yang sehat. Sebaliknya, makanan ultra-proses yang tidak membutuhkan banyak kunyahan membuat otot rahang kurang terlatih dan tulang tidak berkembang optimal.
Dr. Laura Marques Martinez, salah satu penulis penelitian tersebut, menekankan pentingnya konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan, sayuran, dan protein alami untuk kesehatan rahang. Dalam wawancaranya dengan The Telegraph, ia menjelaskan:
"Makanan ini membantu mencegah maloklusi, atau ketidaksejajaran gigi, dan mendorong pembentukan lengkung gigi yang tepat. Sebaliknya, UPF yang lembut dan sangat enak rasanya gagal melibatkan otot rahang secara memadai, yang menyebabkan struktur tulang kurang berkembang."
Makanan berserat membutuhkan proses kunyahan yang intens, yang pada gilirannya merangsang otot dan tulang rahang untuk berkembang secara optimal.
Penelitian ini memberikan peringatan kepada orangtua untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan bagi anak-anak mereka. Memastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan dengan tekstur alami, dapat membantu mengurangi risiko kelainan pada struktur gigi.
Selain itu, membatasi konsumsi makanan ultra-proses juga dapat membantu mencegah dampak negatif lainnya pada kesehatan, seperti obesitas dan masalah metabolisme. Dengan pola makan yang seimbang, anak-anak tidak hanya tumbuh dengan kesehatan gigi yang baik, tetapi juga memiliki kebiasaan makan yang lebih sehat di masa depan.