Nimas Taurina
Jumat, Mei 23, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Band indie populer Fourtwnty. (Dok. OKEZONE). |
PEWARTA.CO.ID - Meski saat ini tengah menjalani masa hiatus, band indie populer Fourtwnty justru kembali menyita perhatian publik lewat lagu mereka yang berjudul “Mangu.” Lagu ini belakangan viral di berbagai platform media sosial, terutama TikTok dan instagram, karena kerap dijadikan latar musik untuk konten-konten bernuansa emosional dan reflektif.
Fourtwnty memang dikenal dengan lagu-lagu mereka yang sarat makna dan melodi mendalam. Namun, tak banyak yang menyangka bahwa “Mangu” akan meraih popularitas begitu besar, terutama ketika bandnya sendiri tengah tidak aktif merilis karya baru.
Meski demikian, lagu ini justru berhasil merangsek ke posisi teratas di salah satu layanan streaming musik digital, membuktikan bahwa musik berkualitas selalu menemukan jalannya sendiri ke hati pendengar.
Salah satu faktor yang mendorong lagu ini menjadi viral adalah banyaknya konten buatan pengguna media sosial yang menggunakan “Mangu” sebagai background music. Dari video cerita patah hati, kisah LDR, hingga cuplikan momen refleksi diri, lagu ini seolah menjadi pengiring yang pas untuk mengekspresikan perasaan mendalam dan kegundahan batin.
Melodi lembut yang khas dengan sentuhan akustik serta vokal syahdu membuat “Mangu” terasa intim dan menyentuh, cocok bagi mereka yang sedang berada dalam fase kontemplatif atau menghadapi dilema perasaan.
Salah satu kekuatan utama “Mangu” terletak pada liriknya yang puitis namun tetap relevan. Lagu ini menggambarkan dinamika hubungan yang mulai goyah, diwarnai perbedaan pandangan, kepercayaan, dan arah hidup. Berikut penggalan lirik lagu “Mangu” yang begitu menyayat hati:
"Suatu malam adam bercerita
Hawanya tak lagi di jalur yang sama
Bacaan dan doa yang mulai berbeda
Ego dan air mata kita bicara"
Perbedaan dalam cara berdoa dan arah kiblat yang disebutkan dalam lagu ini menjadi simbol perbedaan nilai dan keyakinan yang semakin menjauhkan dua insan. Tak heran jika pendengar merasa relate dan menjadikan lagu ini sebagai refleksi dari kisah mereka sendiri.
Lirik lain yang cukup menggugah perasaan adalah:
“Cerita kita sulit dicerna
Tak lagi sama
Arah kiblatnya…”
Bagian ini semakin menguatkan kesan bahwa lagu ini tidak hanya membahas perpisahan, tapi juga ketidaksamaan prinsip yang membuat dua hati tak lagi berjalan searah.
Fourtwnty memang kerap menciptakan lagu-lagu yang membawa isu eksistensial, perasaan, dan spiritualitas ke dalam musik populer. Lewat “Mangu,” mereka kembali menegaskan kekuatan mereka dalam meramu emosi dan narasi personal menjadi sebuah karya musik yang relatable dan mendalam.
Kendati belum ada pernyataan resmi dari pihak band mengenai makna di balik lagu ini, banyak warganet berspekulasi bahwa “Mangu” terinspirasi dari pengalaman pribadi yang berkaitan dengan perbedaan agama dalam hubungan asmara sebuah tema yang sensitif namun nyata terjadi di masyarakat.