Mendikdasmen Ajak Muslimat NU Dukung Wajib Belajar 13 Tahun

3 weeks ago 31

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Sabtu, Februari 15, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Mendikdasmen Ajak Muslimat NU Dukung Wajib Belajar 13 Tahun
Mendikdasmen ajak Muslimat NU dukung wajib belajar 13 tahun. (Dok. Ist)

Surabaya, Pewarta.co.id – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengajak Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk turut serta dalam menyukseskan berbagai program prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Salah satu program utama yang ditekankan adalah Wajib Belajar 13 Tahun.

“Kami sangat berharap agar ibu-ibu Muslimat NU dapat bersama-sama dengan kami memenuhi amanat konstitusi serta memenuhi tugas agar kita ini bisa menjadi orang tua untuk peserta didik, menjadi komunitas yang melahirkan anak-anak Indonesia yang hebat, dan menyambut generasi emas Indonesia tahun 2045,” ujar Mu’ti dalam Kongres XVIII Muslimat NU yang digelar di Gedung Asrama Haji, Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Program prioritas Kemendikdasmen

Dalam kesempatan tersebut, Mu’ti memaparkan beberapa program utama yang menjadi fokus pemerintah, termasuk Wajib Belajar 13 Tahun dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Terkait program Wajib Belajar 13 Tahun, Mu’ti menegaskan bahwa masa emas pertumbuhan anak berada pada jenjang TK hingga kelas tiga atau empat SD.

Oleh karena itu, pemerintah menjalin kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dalam upaya membangun satu desa satu PAUD.

“Selain itu, untuk Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan sebuah pembiasaan yang nantinya kebiasaan itu akan membentuk kepribadian anak, dan kepribadian itu akan berpengaruh besar dalam membangun karakter dan peradaban bangsa,” tambahnya.

Peran Muslimat NU dalam lendidikan karakter anak

Menteri Mu’ti menekankan bahwa peran Muslimat NU sangat diperlukan dalam mendukung program-program tersebut. Menurutnya, Muslimat NU dapat berkontribusi secara aktif dalam upaya membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi unggul di masa depan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bertujuan untuk memperkuat kesehatan mental anak, mencakup nilai spiritual, pola makan bergizi, serta kebiasaan tidur yang cukup.

Dengan penerapan kebiasaan tersebut, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik dan mental serta siap belajar dengan penuh semangat.

“Kami di Kemendikdasmen juga sedang merancang pelaksanaan senam otak yang nanti dilakukan setelah peserta didik mendapatkan Makan Bergizi Gratis (MBG). Senam otak ini merupakan gerakan rileks penyegaran otak yang kurang lebih enam atau tujuh model gerakan,” jelas Mu’ti.

Sinergi dalam mewujudkan pendidikan berkualitas

Mu’ti berharap Muslimat NU dapat bersinergi dengan pemerintah dalam mewujudkan layanan pendidikan yang berbasis nilai-nilai Islam.

Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta generasi yang tidak hanya berintelektual tinggi, tetapi juga memiliki moral yang kuat.

Melalui berbagai program yang telah dirancang, Kemendikdasmen berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.

Dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Muslimat NU, dinilai sangat penting dalam upaya membangun masa depan pendidikan yang lebih cerah bagi bangsa.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |