Hammad Hendra
Rabu, Januari 22, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
Penyaluran kredit BNI tumbuh menjadi Rp775,87 triliun pada 2024. (Dok. Ist) |
Jakarta, Pewarta.co.id – Penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada 2024, meningkat 11,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp775,87 triliun dibandingkan Rp695,09 triliun pada tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh peningkatan pada segmen korporasi dan konsumer.
“Pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6 persen dan konsumer yang meningkat 14,5 persen,” ujar Novita dalam konferensi pers "Paparan Kinerja BNI Fiscal Year 2024" di Jakarta, Rabu.
Pertumbuhan kredit anak perusahaan dan kualitas aset
Selain pertumbuhan kredit induk, anak perusahaan BNI juga mencatat kenaikan kredit signifikan sebesar 79,7 persen secara tahunan dengan tetap menjaga profitabilitas.
Dari sisi kualitas aset, BNI menunjukkan perbaikan dengan penurunan angka kredit macet (Non-Performing Loan/NPL) menjadi 2 persen, indikator risiko kredit (Loan at Risk/LAR) sebesar 10,3 persen, serta credit cost yang turun menjadi 1,1 persen.
Pendapatan dan efisiensi operasional
Pertumbuhan kredit yang sehat, didukung efisiensi operasional, memberikan dampak positif pada pendapatan sebelum pencadangan (Pre-Provisioning Income/PPOP).
Pada kuartal IV 2024, PPOP mencapai angka tertinggi sebesar Rp9,5 triliun, sehingga total PPOP sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar Rp34,83 triliun.
“Dengan kinerja yang positif ini, kami tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian di tengah ketidakpastian global saat ini,” tambah Novita.
Cadangan kerugian dan likuiditas
BNI juga melakukan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang memadai selama 2024.
Hal ini terlihat dari Loan at Risk Coverage sebesar 48,8 persen dan NPL Coverage yang terjaga di level 255,8 persen.
Selain itu, BNI mendapatkan tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6 persen pada 2024.
Pertumbuhan dana pihak ketiga dan kinerja margin
Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tumbuh mencapai Rp805,5 triliun hingga akhir Desember 2024, dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 96 persen.
Kinerja ini memungkinkan BNI menjaga rasio Net Interest Margin (NIM) stabil di level 4,2 persen.
Dari sisi pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII), BNI mencatat pertumbuhan konsisten secara triwulan, dengan total NII mencapai Rp40,48 triliun sepanjang 2024.
“Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent (hati-hati) pada tahun 2025,” pungkas Novita.
Pertumbuhan kredit BNI yang signifikan, didukung oleh efisiensi dan likuiditas yang kuat, menunjukkan performa yang solid pada 2024.
Dengan fundamental yang kokoh, BNI optimis menghadapi tantangan ekonomi global dan tetap berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan pada 2025.