Nimas Taurina
Kamis, Februari 13, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti. (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan awal Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
"Di wilayah Indonesia, 1 Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi jatuh pada hari Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 Masehi," ujar Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan Muhammadiyah, ijtimak atau konjungsi bulan menjelang Ramadhan 1446 H terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, tepatnya pukul 07:46:49 WIB. Saat matahari terbenam di Yogyakarta (dengan koordinat -07° 48' LS dan 110° 21' BT), tinggi bulan mencapai +4° 11' 8'', menandakan bahwa hilal sudah terlihat. Dengan demikian, 1 Ramadhan 1446 Hijriah ditetapkan pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Selain itu, Muhammadiyah juga telah menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2025 jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Perhitungan ini didasarkan pada ijtimak jelang Syawal yang terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17:59:51 WIB. Saat matahari terbenam di Yogyakarta, tinggi bulan tercatat -1° 59' 4", yang berarti hilal belum terlihat. Oleh karena itu, Muhammadiyah menetapkan bulan Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari.
Lebih lanjut, Muhammadiyah juga menetapkan 1 Dzulhijah 1446 Hijriah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Berdasarkan kalender ini, Hari Arafah ditetapkan pada Kamis, 5 Juni 2025, sementara Hari Raya Idul Adha akan dirayakan pada Jumat, 6 Juni 2025.
Dengan penetapan ini, Muhammadiyah kembali menggunakan metode hisab yang telah menjadi rujukan dalam menentukan awal bulan Hijriah. Umat Islam di Indonesia diharapkan dapat menyesuaikan persiapan ibadah mereka berdasarkan ketetapan ini.
Namun, perbedaan metode penentuan awal bulan tetap memungkinkan adanya perbedaan waktu dalam perayaan Ramadhan dan Idul Fitri dengan pihak lain yang menggunakan metode rukyatul hilal.