Transaksi QRIS di Jawa Barat Dominasi Tingkat Nasional

1 month ago 78
Transaksi QRIS di Jawa Barat Dominasi Tingkat Nasional
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Muhammad Nur (tengah) saat memberikan paparan pada kegiatan West Java Economic Society (WJES) di Kota Bandung, Senin (18/11/2024). (Dok. ANTARA)

PEWARTA.CO.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat (Jabar) melaporkan bahwa provinsi tersebut mencatat jumlah transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tertinggi secara nasional. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan pembayaran digital di wilayah tersebut.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Muhammad Nur, mengungkapkan bahwa total transaksi QRIS di Jabar telah mencapai angka Rp90,86 triliun dengan jumlah volume transaksi mencapai 873,36 juta per September 2024.

“Tentu ini adalah modal yang penting bagi kita karena sekarang dengan digitalisasi kita meyakini ekonomi akan semakin lebih efisien,” ujar Nur dalam acara West Java Economic Society (WJES) yang diadakan di Bandung, Senin.

Dari sisi jumlah merchant, Jawa Barat memiliki sekitar 7,5 juta merchant QRIS, yang setara dengan 21 persen dari total merchant di Indonesia, yang mencapai angka 34 juta. Sementara itu, pengguna QRIS di provinsi ini tercatat sebanyak 11,8 juta, atau sekitar 22 persen dari total pengguna nasional yang mencapai 53 juta.

Nur menekankan bahwa pencapaian ini berpotensi memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Barat. Digitalisasi membuka peluang bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar mereka dan meningkatkan efisiensi dalam sistem pembayaran.

BI Jawa Barat juga berkolaborasi dengan UMKM setempat untuk membangun ekosistem pembayaran non-tunai. Kerjasama ini diwujudkan dalam bentuk kampanye penggunaan QRIS serta promosi produk UMKM melalui berbagai acara dan media digital.

“Digitalisasi tidak hanya untuk sistem pembayaran, tetapi juga untuk pemasaran melalui media sosial. Ini tentunya memberikan dampak besar terhadap peningkatan penjualan UMKM,” tambah Nur.

Dengan pencapaian ini, BI Jawa Barat berharap provinsi tersebut terus menjadi motor penggerak utama dalam proses digitalisasi ekonomi di Indonesia. Selain itu, pencapaian ini diharapkan mampu mendorong perkembangan UMKM serta meningkatkan daya saing ekonomi daerah.

“Jawa Barat kami harap berada di peringkat pertama mudah-mudahan sampai akhir tahun ini bertahan ya, supaya nanti bisa jadi juara lagi. Karena itu dibuktikan pada saat acara Rakornas P2DD kemarin,” pungkasnya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |