Hammad Hendra
Minggu, November 23, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| AI kuasai bisnis Indonesia: Transformasi besar bawa peluang baru. (Dok. Google) |
PEWARTA.CO.ID — Kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi sekadar teknologi pendukung.
Di berbagai sektor, mulai dari korporasi, UMKM, hingga industri kreatif, AI telah beralih menjadi pondasi utama dalam pengambilan keputusan, pemasaran, hingga pengembangan produk.
Hal ini mengemuka dalam rangkaian AiDEA Weeks 2025 (AiW) yang menghadirkan diskusi dengan para praktisi dan pakar teknologi.
Fundamental lebih penting daripada sekadar pilih tools
Freddie Kashawan, AI Driven Business Practitioner sekaligus CEO Raveloux & Rave Tailor, menekankan bahwa penggunaan AI harus dimulai dari cara berpikir yang tepat.
“Yang paling penting sebelum pilih Ai Tools adalah fundamental thinking, kemampuan mapping problem mana yang bisa solve sendiri, mana yang menggunakan Ai,” ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (22/11/2025).
Menurutnya, tanpa pemahaman dasar, penggunaan AI justru dapat salah sasaran dan tidak memberikan dampak optimal.
Industri kreatif: AI bantu, manusia tetap penggerak utama
Di sektor kreatif, AI menawarkan kemampuan untuk menghasilkan konten yang lebih relevan dan berbasis data.
Namun, kreativitas manusia tetap menjadi pusat proses produksi.
Michael Fabian, Lead Creative ALVA Maleo, menegaskan peran AI sebagai alat bantu:
"Dalam kehidupan sehari-hari, posisi AI adalah tools. Yang menentukan apakah orang kreatif akan extinct karena AI, ya karena malas berpikir.”
Ia menambahkan inovasi menarik yang dihadirkan AI di industri visual:
“Human first, kami shooting masih dengan manusia, walaupun satu video kini bisa di-translate jadi seribu manusia.”
UMKM ikut diuntungkan: Efisiensi hingga analisis pasar
Untuk pelaku UMKM, AI membantu mengoptimalkan proses bisnis, mulai dari layanan pelanggan, riset pasar, hingga produksi konten yang lebih cepat.
Namun, peran manusia tetap menjadi fondasi bisnis.
Nicolas Gito Sabata, CGO titik temu Balesin.id, menegaskan:
“Di belakang AI, tetap harus ada staf marketing yang bisa berpikir. Dalam membangun bisnis, misalnya, tim dan manusianya harus lengkap dahulu. Lalu gunakan AI untuk mempermudah dan efisiensi waktu saja.”
AI bukan sekadar tools, tapi bagian strategis model bisnis
AI juga menjadi pilar strategi baru dalam perkembangan model bisnis modern.
Irfan Reichmann, Founder Artifisial.com, menyoroti pentingnya membangun keseluruhan ekosistem AI:
“Pakai Ai jangan hanya tools-nya, tetapi juga infrastrukturnya, make AI everyone's power.”
Rexi Christopher, Venture Partner init 6, mengingatkan pentingnya validasi produk sebelum terjun lebih jauh ke integrasi AI:
“Lihat dahulu produk kalian apakah bisa sustain atau tidak, baru bergeser ke persoalan AI-nya.”
AI sebagai Co-Creator: Kolaborasi manusia dan teknologi
Ketua AiW 2025, Rayan Muktiaki, menegaskan bahwa AI bukan ancaman, melainkan pelengkap kekuatan kreativitas manusia.
“AI bukan ancaman atau mitos. Tugas kita adalah menjadikannya co-creator yang memperkuat nilai kemanusiaan.”
Co-Chairman AiW sekaligus Pemimpin Redaksi Medcom.id, Achmad Firdaus, menambahkan pentingnya keseimbangan:
“Kita membutuhkan optimisme sekaligus kehati-hatian. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi alat pemberdayaan, bukan tren sesaat.”
AiDEA Weeks 2025 merangkum satu pesan besar: AI telah menjadi fondasi strategis bagi bisnis Indonesia.
Dengan pemanfaatan yang tepat, kolaborasi manusia dan teknologi ini tidak hanya mendukung efisiensi, tetapi juga membuka peluang inovasi besar di masa depan, terutama bagi UMKM dan industri kreatif.



















































