Redaksi Pewarta.co.id
Senin, Desember 30, 2024
Perkecil teks Perbesar teks
Ilustrasi. --Dok. Canva |
PEWARTA.CO.ID - Kebiasaan mendengkur pada anak dapat menjadi pertanda adanya gangguan tidur serius yang memengaruhi kesehatan jangka panjang.
Dr. Mark Burhenne, seorang dokter gigi dari Sunnyvale, California, memperingatkan bahwa mendengkur pada anak bukan hanya sekadar masalah sepele atau kebiasaan masa kecil, melainkan bisa jadi indikasi adanya gangguan pernapasan saat tidur yang perlu segera ditangani.
Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram, Dr. Burhenne mengungkapkan bahwa mendengkur, bernapas melalui mulut, mengompol, serta rasa kantuk berlebih di siang hari adalah gejala yang sering diabaikan, padahal semuanya dapat menjadi tanda gangguan tidur yang lebih besar.
"Mendengkur, mengompol, bernapas lewat mulut, mengantuk di siang hari, dan kesulitan berkonsentrasi bukan sekadar 'kebiasaan masa kecil' atau kemalasan. Itu adalah tanda-tanda masalah yang lebih besar yang dapat memengaruhi anak anda seumur hidup: gangguan pernapasan saat tidur," kata Dr. Mark Burhenne.
Salah satu gangguan tidur yang sering ditemukan pada anak-anak adalah apnea tidur, sebuah kondisi di mana pernapasan berhenti sesaat selama tidur.
Apnea tidur ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu apnea tidur obstruktif (OSA) dan apnea tidur sentral (CSA). OSA terjadi ketika otot tenggorokan yang rileks menghalangi aliran udara ke paru-paru, sedangkan CSA disebabkan oleh kegagalan otak dalam mengirimkan sinyal yang tepat untuk mengatur pernapasan.
Di seluruh dunia, diperkirakan lebih dari 1 miliar orang menderita apnea tidur, dan OSA diketahui mempengaruhi 1 hingga 5 persen anak-anak di berbagai usia, mulai dari bayi hingga remaja.
Untuk itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda peringatan apnea tidur pada anak, seperti pernapasan lewat mulut, mendengkur keras, jeda napas, batuk atau tersedak saat tidur, gelisah dan sering bergerak, keringat malam, tidur sambil berjalan, dan mengompol.
Jika anak mengalami gejala-gejala ini, Dr. Burhenne menyarankan orang tua untuk segera membawa anak ke layanan kesehatan guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini penting untuk memahami pola tidur anak dan menentukan langkah pengobatan yang tepat.
"Jika anak anda mendengkur, bernapas lewat mulut, atau berjuang melawan kelelahan, jangan abaikan hal itu," tegasnya.
Melansir Pafikabupatenbengkalis.org, permasalahan apnea tidur yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan dampak serius bagi perkembangan anak, seperti kesulitan belajar, gangguan perilaku, kelelahan kronis, dan masalah kesehatan yang lebih berat seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Namun, Dr. Burhenne menekankan bahwa intervensi dini dapat membawa perubahan besar bagi kualitas hidup anak.
"Ini bukan hanya tentang tidur—ini tentang memberi anak Anda kesempatan terbaik untuk hidup sehat dan bersemangat," ujarnya.
Perawatan yang tepat, seperti pelebaran langit-langit untuk memperlebar saluran udara atau terapi miofungsional untuk memperkuat otot-otot saluran pernapasan, dapat membantu anak tidur lebih nyenyak dan merasa lebih segar.
Selain itu, pengobatan amandel atau adenoid yang membesar juga dapat menghilangkan hambatan terhadap aliran udara yang optimal.
Sebagai seorang dokter gigi, ayah, dan kakek, Dr. Burhenne berbagi pengalaman pribadinya mengenai pentingnya tidur yang berkualitas bagi anak-anak.
"Setiap anak berhak mendapatkan hadiah tidur yang nyenyak. Saya telah melihat secara langsung perbedaan yang mengubah hidup yang ditimbulkan oleh hal-hal ini," kata dia.
Mendengkur pada anak bukanlah hal yang sepele, melainkan sinyal penting untuk diperhatikan demi kesehatan dan kualitas hidup mereka di masa depan.