Pewarta Network
Kamis, Februari 20, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi - Orang berniat puasa. (Dok. Google Image). |
PEWARTA.CO.ID - Setelah bulan Ramadhan berlalu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan berbagai ibadah tambahan, salah satunya adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Ibadah ini memiliki keutamaan yang sangat besar, sehingga banyak orang berusaha menyelesaikannya setelah melunasi kewajiban puasa qadha.
Namun, sebagian orang mungkin menghadapi kendala waktu atau kondisi tertentu yang membuat mereka ingin menggabungkan kedua niat tersebut.
Pertanyaan tentang penggabungan niat puasa Syawal dan qadha menjadi isu yang cukup sering dibahas, terutama di kalangan masyarakat yang memiliki pemahaman agama yang beragam. Artikel ini akan mengupas secara mendalam pandangan para ulama mengenai hukum dan keutamaan penggabungan niat ini, sehingga kita dapat memahami jawabannya dengan lebih jelas dan terarah.
Setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal memiliki keutamaan yang besar karena pahalanya setara dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Namun, ada pertanyaan yang sering muncul di kalangan umat: bolehkah menggabungkan niat puasa Syawal dan qadha? Ini jawabannya.
Keutamaan puasa Syawal dan kewajiban Qadha
Sebelum membahas penggabungan niat, penting untuk memahami keutamaan puasa Syawal dan kewajiban mengganti (qadha) puasa Ramadhan. Puasa enam hari di bulan Syawal adalah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
Di sisi lain, puasa qadha adalah kewajiban bagi mereka yang tidak menyelesaikan puasa Ramadhan karena suatu uzur, seperti sakit, haid, perjalanan, atau sebab lainnya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 185)
Karena puasa qadha adalah kewajiban, maka pelaksanaannya memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan puasa Syawal.
Pendapat ulama tentang menggabungkan niat puasa Syawal dan Qadha
Terkait pertanyaan "bolehkah menggabungkan niat puasa Syawal dan qadha? Ini jawabannya," para ulama memiliki beberapa pendapat yang berbeda. Secara umum, ada dua pendapat utama dalam hal ini:
1. Pendapat yang membolehkan
Sebagian ulama dari kalangan Mazhab Syafi'i dan Hanbali membolehkan penggabungan niat antara puasa Syawal dan qadha. Mereka berpendapat bahwa seseorang yang melaksanakan puasa qadha di bulan Syawal dengan niat tambahan untuk puasa sunnah Syawal tetap bisa mendapatkan pahala kedua puasa tersebut.
Dasar dari pendapat ini adalah konsep tasyrik an-niyyah, yaitu penggabungan beberapa niat dalam satu ibadah. Mereka berargumen bahwa niat utama tetaplah untuk qadha puasa, sementara puasa sunnah Syawal hanyalah tambahan. Oleh karena itu, orang yang berpuasa dalam keadaan ini tetap bisa mendapatkan keutamaan puasa Syawal.
2. Pendapat yang tidak membolehkan
Sebagian ulama lainnya, terutama dari Mazhab Maliki dan Hanafi, tidak membolehkan penggabungan niat ini. Mereka berpendapat bahwa setiap ibadah memiliki tujuan dan pahala masing-masing yang berbeda, sehingga tidak bisa digabungkan.
Untuk mendapatkan keutamaan puasa Syawal, seseorang harus menyelesaikan puasa qadha terlebih dahulu, kemudian melanjutkan dengan puasa Syawal secara terpisah.
Pendapat ini juga didasarkan pada prinsip kehati-hatian dalam ibadah. Karena puasa qadha adalah kewajiban, maka harus dilaksanakan dengan niat yang murni tanpa dicampur dengan niat ibadah sunnah lainnya.
Manfaat menggabungkan niat dan pertimbangan praktis
Menggabungkan niat puasa Syawal dan qadha memiliki manfaat praktis bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kesulitan untuk menyelesaikan kedua jenis puasa secara terpisah. Namun, perlu diingat bahwa niat yang ikhlas dan kejelasan tujuan ibadah sangat penting.
Jika seseorang memutuskan untuk menggabungkan niat, maka disarankan untuk tetap mengutamakan niat qadha karena itu adalah kewajiban. Niat puasa Syawal bisa dijadikan niat tambahan sebagai bentuk harapan mendapatkan keutamaan puasa sunnah.
Panduan menggabungkan niat puasa
Bagi yang ingin menggabungkan niat puasa Syawal dan qadha, berikut adalah panduan yang bisa diikuti:
Niat yang jelas: Pastikan untuk berniat mengganti puasa Ramadhan terlebih dahulu. Tambahkan niat untuk mendapatkan keutamaan puasa Syawal jika memungkinkan.
Waktu pelaksanaan: Usahakan untuk melaksanakan puasa qadha dan Syawal di awal bulan Syawal agar memiliki waktu lebih banyak jika diperlukan untuk puasa tambahan.
Konsultasi dengan ulama: Jika masih ragu, berkonsultasilah dengan ustaz atau ulama setempat untuk mendapatkan panduan yang lebih jelas sesuai dengan kondisi dan pemahaman agama yang dianut.