Dampak Jangka Panjang Paparan Kebisingan terhadap Kesehatan Mental

4 weeks ago 44

Pewarta Network

Pewarta Network

Selasa, Januari 07, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Dampak Jangka Panjang Paparan Kebisingan terhadap Kesehatan Mental
Ilustrasi speaker. (Dok. KOMPAS).

PEWARTA.CO.ID - Hidup di tengah modernitas kerap membuat kita tidak dapat menghindari paparan suara bising. Dalam jangka panjang, polusi suara ini bukan hanya merusak pendengaran, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental, termasuk kemampuan untuk berkonsentrasi.

Suara dengan intensitas lebih dari 80 desibel digolongkan sebagai suara bising. Sumbernya bisa berasal dari alat rumah tangga seperti penyedot debu atau blender, hingga lalu lintas jalan raya yang padat. Beberapa negara bahkan menetapkan batas aman paparan kebisingan pada tingkat 80 desibel maksimal selama 8 jam per hari.

Menurut Charis Koh, seorang psikolog dan pakar audio asal Singapura, otak manusia secara naluriah mengaitkan suara bising dengan potensi bahaya. "Sistem auditori melindungi kita dari bahaya. Tubuh kita akan stres jika kita terpapar polusi suara bising," jelas Koh.

Saat tubuh terus-menerus mendengar suara bising, terutama yang diasosiasikan dengan bahaya seperti teriakan, sistem tubuh akan tetap waspada, sehingga sulit untuk benar-benar rileks.

Dalam jangka pendek, paparan suara bising dapat membuat kita kesulitan mendengar orang lain. “Dalam jangka pendek, untuk mencoba menjauh dari stres yang berasal dari kebisingan, kita mengembangkan respons stres untuk mengabaikannya. Ketika kita mengabaikan suara, itu membuat kita kurang peka terhadap ucapan juga,” ungkap Dr. Roy Chan, konsultan psikolog klinis.

Hal ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami dan mengingat informasi, serta berkomunikasi dengan baik. Ibarat mendengarkan radio dengan gangguan statis, fokus dan konsentrasi pun terganggu.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan kebisingan tingkat sedang, seperti suara mesin cuci atau dengkuran keras (sekitar 50-70 desibel), juga memiliki dampak buruk pada kesehatan mental. Kebisingan berulang meningkatkan kadar hormon stres yang tinggi, yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, serta gangguan perilaku dan pembelajaran pada anak-anak.

Psikolog klinis Eunice Seah mengungkapkan, “gangguan kebisingan yang berulang dapat meningkatkan risiko paparan hormon stres yang lebih tinggi, yang terkait dengan berbagai gangguan kesehatan mental.”

Selain itu, paparan kebisingan berkepanjangan juga berisiko mengurangi "rentang dinamis" seseorang, yaitu kemampuan untuk membedakan intensitas suara, sehingga membuat seseorang tidak nyaman bahkan terhadap suara yang tidak terlalu keras. Efek ini juga berdampak pada kesehatan fisik, seperti meningkatkan risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular, yang akhirnya menambah tekanan pada kesehatan mental.

Dampak Jangka Panjang Paparan Kebisingan terhadap Kesehatan Mental
Ilustrasi kemacetan. (Dok. Tribun News).

Menjauh dari sumber kebisingan mungkin terdengar mudah, tetapi sulit diterapkan, terutama jika suara bising berasal dari lingkungan sekitar seperti jalan raya atau jalur kereta api. Namun, ada beberapa cara untuk meminimalkan dampaknya.

Mengenakan penyumbat telinga atau earphone peredam bising (noise-cancelling) bisa menjadi solusi praktis, meskipun Koh menekankan bahwa alat ini tidak sepenuhnya melindungi telinga dari paparan kebisingan jangka panjang.

"Orang-orang yang terpapar kebisingan keras yang berkepanjangan di tempat kerja, seperti lokasi konstruksi, juga harus mencari bantuan profesional dan mendapatkan penyumbat telinga khusus yang pas untuk mereka," ujar Koh.

Untuk di rumah, Seah menyarankan menciptakan ruang yang tenang, seperti kamar tidur. "Kita juga bisa memasang jendela berlapis ganda atau panel dinding akustik jika memang ada sumber kebisingan jangka panjang di sekitar. Memang agak merepotkan, tapi jika itu berdampak positif bagi kesehatan mental, mengapa tidak dicoba," katanya.

Langkah-langkah ini tidak hanya membantu mengurangi stres akibat kebisingan, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan fisik dalam jangka panjang.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |