Pewarta Network
Jumat, Desember 13, 2024
Perkecil teks Perbesar teks
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Eddy Hartono saat meninjau SMA Negeri 13 Semarang, Jateng, Kamis (12/12/2024). (Dok. ANTARA) |
PEWARTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperluas penerapan program Sekolah Damai di tingkat SMA dan SMK sebagai langkah strategis untuk mencegah intoleransi serta ideologi ekstremisme di kalangan pelajar. Hingga saat ini, sebanyak 79 sekolah telah menjadi bagian dari inisiatif tersebut.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menjelaskan bahwa program Sekolah Damai merupakan hasil kolaborasi antara Wahid Foundation, Pemprov Jateng, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian sebagai bagian dari pencegahan terhadap intoleransi dan ekstremisme berbasis kekerasan.
"Saya tergugah untuk terus meningkatkan. Sekarang sudah ada 79 sekolah damai. Ini akan terus ditingkatkan. Kalau perlu, seluruh sekolah menjadi sekolah damai," ujar Nana Sudjana saat mendampingi Kepala BNPT, Eddy Hartono, dalam kunjungannya ke SMAN 13 Semarang, Kamis (12/12/2024).
Nana menegaskan bahwa di era globalisasi, keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi membawa tantangan tersendiri dalam membentuk karakter generasi muda. Jika tidak diawasi, hal ini dapat membuka peluang munculnya intoleransi dan ideologi ekstremisme.
Untuk itu, Pemprov Jateng telah mengeluarkan berbagai aturan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme. Aturan ini mencakup regulasi pencegahan ekstremisme kekerasan, pembentukan tim deteksi dini, hingga penguatan program Sekolah Damai.
Keberhasilan program ini juga diakui secara nasional, dengan Pemprov Jateng meraih RAN PE Awards 2023 dalam kategori inisiator kolaborasi multi pihak bersama Wahid Foundation.
Menurut Mujtaba Hamdi, Development and Policy Advisor Wahid Foundation, program Sekolah Damai telah berjalan sejak 2017 dan diterapkan sebagai proyek percontohan di empat provinsi: Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Dari keempatnya, implementasi di Jawa Tengah dinilai yang paling berhasil.
"Ada lima SMA/SMK negeri di Jateng yang menjadi percontohan. Setelah itu, kami minta diperluas di seluruh Jateng," kata Mujtaba.
Program ini dikembangkan dengan pendekatan tiga pilar, yaitu:
- Intervensi kebijakan, untuk memperkuat regulasi di tingkat sekolah.
- Praktik berbasis kearifan lokal, agar sesuai dengan budaya setempat.
- Penguatan organisasi siswa, guna membangun karakter toleransi di kalangan pelajar.
Kepala BNPT, Eddy Hartono, turut mengapresiasi hasil program Sekolah Damai, khususnya di SMAN 13 Semarang. "Di SMAN 13 Semarang ini, dari 135 rencana aksi yang dibuat, sudah dilakukan sekitar 130 rencana aksi," ungkap Eddy.