Nimas Taurina
Senin, Januari 27, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
Petugas di lokasi penginapan wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, yang diduga menjadi lokasi korban pembunuhan disertai mutilasi menginap. (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Keluarga korban mutilasi berinisial UK (29), warga Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh di Ngawi, mengungkapkan keinginan untuk bertemu langsung dengan pelaku.
Ayah tiri korban, Hendi Suprapto, menyatakan bahwa keluarga ingin memahami apa yang sebenarnya terjadi antara pelaku dan anak tirinya hingga menyebabkan peristiwa tragis tersebut.
"Keluarga ingin bertemu dengan pelaku dan bertanya langsung terkait dengan masalah yang terjadi antara pelaku dengan anaknya sehingga sampai membunuh, bahkan memutilasi anaknya tersebut. Ingin saya ke sana, bertemu. Cuma ingin tanya apa permasalahannya," ujar Hendi saat ditemui di Blitar, Minggu (26/1/2025).
Keluarga mengaku masih terpukul oleh peristiwa tersebut. UK dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab dan menjadi tulang punggung keluarga. Korban meninggalkan dua anak yang masih bersekolah.
"Kalau kepribadiannya, dia kan tulang punggung keluarga. Dia anak baik. Ke rumah sering, sebulan bisa dua sampai tiga kali, pokok pulang ada waktu senggang kalau sama anaknya main ke sini (rumah ibunya di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar)," jelas Hendi.
Hendi juga mengungkapkan bahwa komunikasi terakhir dengan korban terjadi pada Sabtu (18/1). Setelah itu, keluarga kehilangan kontak mulai Selasa (21/1), meskipun biasanya korban selalu merespons pesan atau panggilan saat senggang.
"Sampai malam tidak ada kabar. Sampai dua hari tidak ada (kabar)," tambahnya.
Kasus ini bermula pada Kamis (23/1) dengan penemuan mayat wanita tanpa kepala dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.
Koper tersebut ditemukan dalam kondisi tertutup rapat dan terbungkus seperti paket. Ketika dibuka, warga menemukan jasad wanita setengah telanjang yang mulai membusuk. Bagian tubuh korban ditemukan tidak lengkap, seperti kepala dan beberapa bagian kaki.
Polisi mengungkapkan hasil autopsi yang menyebut penyebab kematian korban adalah kekurangan napas akibat jalan pernapasan terhambat, diduga karena cekikan. Selain itu, terdapat indikasi korban mengalami kekerasan sebelum meninggal.
Pada Sabtu (25/1) malam, polisi berhasil menangkap tersangka pelaku mutilasi. Penangkapan ini diikuti dengan penemuan bagian tubuh korban lainnya yang sempat hilang.
Bagian kepala korban ditemukan di tepi jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Trenggalek pada Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Sementara itu, potongan kaki ditemukan di Desa Sampung, Ponorogo, dalam bungkusan plastik.
Petugas juga mendatangi sebuah hotel di Kediri yang diduga menjadi lokasi korban menginap sebelum ditemukan meninggal dunia dan dimutilasi.
Meski masih berduka, keluarga korban menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian. Hendi berharap pelaku dapat memberikan penjelasan atas tindakannya sehingga keluarga dapat mengetahui alasan di balik tragedi yang menimpa anak tirinya tersebut.