Kemenbud Gelar Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025, Garin Nugroho Raih Lifetime Achievement

1 month ago 35

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Minggu, November 09, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Kemenbud Gelar Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025, Garin Nugroho Raih Lifetime Achievement
Kemenbud Gelar Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025, Garin Nugroho Raih Lifetime Achievement

PEWARTA.CO.ID — Ajang bergengsi bagi insan perfilman kembali digelar. Kementerian Kebudayaan melalui Lembaga Sensor Film (LSF) resmi mengadakan Anugerah LSF 2025 dengan tema “Memajukan Budaya Menonton Sesuai Usia”.

Acara ini menjadi bentuk apresiasi bagi para pelaku industri film, televisi, dan media yang berkomitmen menjaga nilai moral serta budaya tontonan sehat bagi masyarakat Indonesia.

Acara diselenggarakan di Studio 5 Emtek City, Jakarta, dan disiarkan langsung melalui Indosiar serta Vidio.

Tidak hanya menilai sisi teknis dan kualitas cerita, penghargaan ini juga menitikberatkan pada pesan positif dan kesesuaian kategori usia, sejalan dengan semangat Budaya Sensor Mandiri yang terus digalakkan oleh LSF.

Suasana malam penghargaan semakin semarak dengan penampilan pembuka dari Lesti Kejora bersama 16 akademia Dangdut Academy 7. Mereka membawakan medley lagu daerah dari berbagai penjuru nusantara seperti Dindin Badindin, Paris Barantai, Si Patokaan, Cublak Cublak Suweng, Yamko Rambe Yamko, hingga Gemu Famire.

Penampilan ini seolah menjadi simbol keberagaman Indonesia yang berpadu dalam satu harmoni budaya.

Dalam sesi diskusi yang dipandu Ramzi, Rina Nose, dan Astrid Tiar, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya peran film dalam memperkuat identitas bangsa.

“Kebudayaan merupakan unsur yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan. Untuk itu, jiwa bangga pada budaya Indonesia harus ditanamkan sebagai kekayaan dari keragaman nusantara,” ujarnya.

Fadli juga memberikan apresiasi kepada seluruh insan perfilman tanah air atas kontribusinya dalam membangun ekosistem budaya yang sehat dan berdaya saing. Ia berharap film Indonesia semakin dikenal secara global dengan tetap mencerminkan nilai luhur bangsa.

“Ekosistem film kita relatif sangat baik. Produksi film lancar, penonton luar biasa, bioskop dipenuhi, dan banyak film berprestasi di festival internasional. Kami ingin film Indonesia semakin berkualitas, membawa cerita yang mencerminkan peradaban dan nilai-nilai kita, serta semakin dikenal dan diapresiasi,” tuturnya.

Dorongan budaya sensor mandiri

Menbud Fadli turut menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dan pelaku industri untuk menerapkan Budaya Sensor Mandiri, baik dalam pembuatan maupun penayangan film. Langkah ini, menurutnya, penting untuk meningkatkan literasi tontonan dan menjaga moralitas di era media digital.

“Sensor diperlukan terhadap hal-hal yang melawan hukum dan sejenisnya. Kita ingin film dan produk budaya kita tetap berada di jalur nilai-nilai kita. Silakan berkarya, dengan mengacu pada koridor hukum dan nilai-nilai Indonesia,” katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga menyerahkan penghargaan Poster Film Sensor Mandiri Terbaik kepada tim kreatif film 1 Kakak 7 Ponakan.

Garin Nugroho dapat lifetime achievement

Sebagai puncak acara, Menteri Fadli Zon bersama Puteri Indonesia 2025, Firsta Yufi Amarta Putri, menyerahkan penghargaan tertinggi Lifetime Achievement kepada Garin Nugroho, sineas kawakan yang dijuluki “Guru Keliling” karena dedikasinya membimbing generasi muda perfilman Indonesia.

“Malam ini, kita akan memberi apresiasi kepada seorang seniman di industri perfilman tanah air. Ia dijuluki sebagai ‘Guru Keliling’ bagi banyak generasi muda, karena baginya, pengetahuan harus dibagikan dan seni harus terus bergerak untuk kejayaan perfilman Indonesia. Dengan bangga, Anugerah Lembaga Sensor Film 2025 menganugerahkan Lifetime Achievement kepada Garin Nugroho,” ujar Menteri Fadli Zon.

LSF tekankan literasi tontonan dan edukasi usia penonton

Ketua LSF Naswardi, melalui tayangan video, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh insan perfilman Indonesia. Ia menegaskan bahwa Anugerah LSF berbeda dari penghargaan kebudayaan lain karena menggabungkan tiga unsur apresiasi sekaligus, yakni perfilman, pertelevisian, dan penerapan budaya sensor mandiri.

Sebagai lembaga negara independen, LSF memiliki peran penting menilai kelayakan film dan iklan film sebelum tayang ke publik. Melalui ajang ini, Naswardi berharap masyarakat semakin memahami pentingnya menonton sesuai klasifikasi usia sebagai bagian dari literasi tontonan nasional.

18 kategori penghargaan dan ribuan karya yang dinilai

Tahun ini, Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025 menyeleksi 58.415 karya film dan iklan film yang tayang sejak Agustus 2023 hingga Desember 2024. Proses penjurian melibatkan 17 anggota LSF dan 20 tenaga sensor, yang dibagi dalam enam kelompok.

Beberapa pemenang kategori unggulan di antaranya:

  • Film Bioskop Semua Umur Sensor Mandiri Terbaik: Petualangan Anak Penangkap Hantu
  • Film 13+ Terbaik: Cinta Dalam Ikhlas
  • Film 17+ Terbaik: Siksa Kubur
  • Film 21+ Terbaik: Possession: Kerasukan
  • Rumah Produksi Terbaik: PT MD Pictures
  • Jaringan Bioskop Peduli Sensor Mandiri: XXI
  • Trailer Terbaik: Bila Esok Ibu Tiada
  • Iklan Layanan Masyarakat Terbaik: Wonderful Indonesia “Bidadari Turun di Likupang” versi 8 menit
  • Lembaga Pendidikan Peduli Sensor Mandiri: Akademi Film Yogyakarta

Selain itu, kategori khusus juga diberikan untuk Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Kementerian Peduli Sensor Mandiri Terbaik.

Kemegahan malam penghargaan semakin terasa dengan penampilan para artis papan atas seperti Dewi Persik, Lesti Kejora, Randy Pangalila, Quinn Salman, Prince Poetiray, dan grup band Ungu.

Hadir pula sejumlah tokoh penting seperti Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, serta Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Widodo Muktiyo.

Menbud Fadli Zon juga didampingi oleh Sekjen Bambang Wibawarta, Irjen Fryda Lucyana, Dirjen Ahmad Mahendra, serta Staf Khusus Menteri Bidang Media dan Komunikasi Publik, Muhammad Asrian Mirza.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |