Hammad Hendra
Sabtu, Maret 08, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Menlu RI ajukan tiga langkah strategis untuk Palestina dalam forum OKI. (Dok. Kemenlu RI) |
Jakarta, Pewarta.co.id – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, mengajukan tiga langkah utama kepada Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam menghadapi situasi di Palestina yang masih jauh dari kata stabil.
Langkah-langkah ini disampaikan dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) OKI di Jeddah, Arab Saudi, pada Jumat (7/3/2025), sebagai respons terhadap ancaman terhentinya gencatan senjata antara Palestina dan Israel.
Dalam pertemuan tersebut, Sugiono menegaskan bahwa ketiga langkah tersebut bertujuan untuk memastikan bantuan kemanusiaan, perencanaan rekonstruksi Gaza, serta memperkuat dukungan terhadap solusi dua negara.
Menjamin kepatuhan terhadap gencatan senjata
Langkah pertama yang diusulkan Menlu Sugiono adalah memastikan bahwa semua pihak yang terlibat mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.
“Tersedianya akses bantuan kemanusiaan adalah bagian penting dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama. Ini tidak boleh dijadikan posisi tawar dalam negosiasi untuk fase kedua,” ujar Sugiono, seperti dikutip dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Menlu juga mengecam keputusan Israel yang menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional.
Pemulihan dan rekonstruksi gaza yang berpihak pada Palestina
Langkah kedua yang diajukan Sugiono adalah memastikan bahwa rencana rekonstruksi Gaza benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat Palestina.
Ia menekankan bahwa segala bentuk pemulihan harus dilakukan tanpa ada upaya pemindahan paksa warga Palestina dari wilayah mereka.
“Indonesia siap berkontribusi dalam upaya rekonstruksi Gaza melalui berkolaborasi erat dengan organisasi masyarakat,” ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, ia juga menegaskan dukungan terhadap Deklarasi Kairo yang telah disepakati negara-negara Arab pada 4 Maret 2025, yang menyoroti pentingnya pemulihan Gaza secara menyeluruh.
Memperkuat upaya menuju solusi dua negara
Sebagai langkah ketiga, Menlu RI mendorong komunitas internasional untuk semakin memperkuat upaya dalam mewujudkan solusi dua negara bagi konflik Palestina-Israel.
Ia menekankan bahwa langkah ini harus mendapat dukungan luas, baik di forum OKI, Liga Arab, maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Kita perlu terus mendesak DK PBB agar mereka mengemban tugasnya dan dapat menghasilkan resolusi untuk implementasi dan terwujudnya solusi dua negara,” tegasnya.
Selain itu, Sugiono juga mendorong negara-negara anggota OKI untuk mempererat solidaritas dalam mendukung perjuangan Palestina.
Ia menekankan pentingnya mendukung badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, UNRWA, serta mengawal proses hukum di Mahkamah Internasional (ICJ) terhadap tindakan Israel.
Kesepakatan konferensi: Rekonstruksi Gaza dan keanggotaan Suriah
Dalam konferensi tersebut, para peserta berhasil mencapai kesepakatan mengenai dua resolusi utama.
Pertama, Resolusi tentang Situasi Palestina, yang mencakup dukungan terhadap proses rekonstruksi Gaza.
Kedua, Resolusi mengenai pemulihan keanggotaan Suriah di OKI, yang sebelumnya dibekukan sejak 2012.
KTM-LB OKI kali ini dihadiri oleh 46 negara anggota, dengan 27 di antaranya diwakili oleh para menteri luar negeri, termasuk dari Indonesia, Arab Saudi, Malaysia, Maroko, dan Turki.