Wamentan Dorong Pemanfaatan Hasil Riset Pertanian oleh Wirausaha Muda

7 hours ago 4

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Sabtu, Mei 10, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Wamentan Dorong Pemanfaatan Hasil Riset Pertanian oleh Wirausaha Muda
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan perlunya membangun jembatan yang kokoh antara hasil riset di balai-balai pertanian dengan para pelaku usaha muda.

Ia menilai inovasi pertanian hasil penelitian belum sepenuhnya tersentuh oleh generasi muda yang tertarik berwirausaha di sektor ini.

Dalam kunjungannya ke Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Industri dan Penyegar di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat lalu, Wamentan menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian memiliki sebanyak 64 balai penelitian yang tersebar di berbagai bidang seperti pembibitan, pengolahan pascapanen, hingga vaksinasi dan produk olahan susu.

"Bagaimana mendekatkan penemuan, modeling dari bisnis pengolahan maupun bisnis budi daya dari agriculture kita atau pertanian kita itu bisa dicontoh, ditiru, dikopi, langsung diaplikasikan sama masyarakat," ujarnya.

Fasilitas lengkap, tapi akses pengetahuan masih terbatas

Menurut Wamentan, fasilitas riset yang dimiliki Indonesia sudah sangat memadai. Tenaga ahli di bidang pertanian juga mumpuni dan berdedikasi tinggi.

Namun, ia menggarisbawahi adanya jurang pemisah antara hasil riset yang kaya dengan kebutuhan praktis para petani muda.

Ia menyayangkan maraknya generasi muda yang menjalankan usaha pertanian hanya berdasarkan tutorial di media sosial, tanpa pijakan ilmiah yang kuat.

"Jangan sampai masyarakat kita, pemuda-pemuda kita punya keinginan menggeluti dunia usaha bidang pertanian tapi modalnya nonton TikTok sama Youtube. Dia lihat tutorialnya cara bikin pakan yang benar begitu dia bikin, dia investasi, dengan knowledge tadi, ternyata gagal," katanya.

Riset perlu dikemas ulang agar mudah diakses

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Sudaryono menekankan pentingnya mengemas hasil-hasil riset ke dalam format yang praktis dan mudah dimengerti, seperti petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan (juklak).

"Penelitian kita keren mau nanam kelapa ada penelitiannya, cokelat ada penelitiannya, mau biomassa ada penelitiannya, ada semua tinggal bagaimana ini dibungkus dalam sebuah modul juklak-juknis sehingga orang itu tinggal ngikutin," tambahnya.

Peran penyuluh dan kolaborasi dengan akademisi

Pemerintah juga berkomitmen memperkuat peran penyuluh pertanian di daerah sebagai garda depan penyebaran informasi dan teknologi pertanian berbasis riset.

Dengan begitu, masyarakat, khususnya anak muda, dapat memperoleh akses pengetahuan yang relevan dan teruji.

"Jadi ini intinya sebetulnya fasilitas yang disiapkan oleh negara ada, hanya kita mesti memikirkan bagaimana orang yang mau itu bisa mendapatkan akses informasi yang tepat, yang sesuai," ungkapnya.

Sebagai bagian dari upaya memperluas jangkauan hasil riset, Kementerian Pertanian juga menjalin kemitraan strategis dengan berbagai perguruan tinggi, termasuk Institut Pertanian Bogor (IPB).

Kolaborasi ini ditujukan untuk mempererat hubungan antara peneliti dan pelaku wirausaha muda agar inovasi pertanian dapat langsung diaplikasikan di lapangan.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |