Redaksi Pewarta.co.id
Rabu, September 03, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. |
PEWARTA.CO.ID — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa isu kelangkaan beras di Indonesia tidak benar adanya.
Menurutnya, yang terjadi hanyalah pergeseran pola distribusi dari penggiling kecil yang kini lebih banyak memasok ke pasar tradisional, bukan lagi fokus pada ritel modern.
"Ini ada pola pergeseran, ini mengisi ruang pasar tradisional. Dari pabrik (penggiling) kecil ke pasar tradisional. Yang dulu didominasi biasanya banyak itu dari pabrik besar ke modern. Ini ada pergeseran sedikit ke pasar tradisional," kata Mentan di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Amran menilai kondisi tersebut justru memberi keuntungan bagi pasar tradisional karena omzet pedagang meningkat. Ia menegaskan masyarakat tidak perlu panik, sebab produksi nasional masih terjaga dengan baik.
Menurutnya, istilah kelangkaan hanya berlaku bila produksi beras mengalami penurunan.
“Yang dikatakan langka kalau produksi turun, nah itu langka. Tapi kalau ini ada pergeseran,” katanya.
Mentan menjelaskan kapasitas penggilingan kecil bisa mencapai 116 juta ton, sedangkan produksi gabah nasional hanya sekitar 65 juta ton. Hal ini membuat pabrik kecil mampu menyerap gabah petani sepenuhnya.
Selain itu, ketika kapasitas pabrik besar maupun menengah menurun, distribusi otomatis dialihkan ke penggiling kecil yang kemudian menyuplai pasar tradisional. Dengan demikian, pola distribusi berubah tanpa mengurangi ketersediaan beras di pasaran.