Penggunaan Kipas Angin dan Mandi Malam Tidak Menyebabkan Pneumonia

2 months ago 60
Penggunaan Kipas Angin dan Mandi Malam Tidak Menyebabkan Pneumonia
Arsip foto - Petugas medis Dinas Kesehatan Kendari mempersiapkan suntikan PCV untuk balita di Pos Pelayanan Keluarga Berencana di Kecamatan Baruga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (12/12/2023). Kementerian Kesehatan menetapkan vaksin pneumococcus konyugasi (PCV) ke dalam program imunisasi rutin untuk melindungi dan mencegah kematian pada anak-anak akibat pneumonia, yaitu peradangan paru paru yang disebabkan oleh infeksi. (Dok. ANTARA)

Seorang dokter spesialis anak subspesialis respirologi lulusan Universitas Indonesia (UI), dr. Wahyuni Indawati, Sp.A (K), menegaskan bahwa penggunaan kipas angin dan kebiasaan mandi di malam hari tidak menyebabkan pneumonia. Hal ini disampaikan dalam temu media di Jakarta, Minggu.

“Kipas angin bukan penyebab langsung dari penyakit pneumonia, tapi, bisa jadi media untuk memperluas transmisi penularannya,” jelas dr. Wahyuni.

Pneumonia dan Faktor Penyebabnya

Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru-paru (alveoli) yang dipicu oleh mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada November 2016, dr. Wahyuni menyebutkan bahwa bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab utama pneumonia pada anak, mencapai hingga 50 persen kasus. Penyebab lainnya adalah virus influenza tipe B sebesar 20 persen, serta infeksi fungi dan virus lainnya sebesar 30 persen.

Kipas Angin sebagai Media Penyebaran, Bukan Penyebab Langsung

Meskipun kipas angin tidak menjadi penyebab langsung pneumonia, dr. Wahyuni mengingatkan bahwa alat ini dapat menjadi media penularan jika ditempatkan di ruangan tertutup di mana terdapat individu yang membawa bakteri. Penularan terjadi ketika droplet atau cipratan air liur dari batuk, bersin, atau berbicara menyebar di ruangan tersebut.

“Bila cipratan tersebut mengenai kipas angin, maka bakteri akan menempel di permukaan benda dalam kurun waktu yang cukup lama,” tambahnya.

Mandi Malam Tidak Berkaitan dengan Pneumonia

Terkait kebiasaan mandi malam, dr. Wahyuni menegaskan bahwa mandi malam tidak memiliki kaitan langsung dengan pneumonia. Perubahan suhu tubuh saat mandi dengan air dingin memang dapat mempengaruhi kondisi tubuh seseorang, terutama jika daya tahan tubuh sedang menurun. Namun, dr. Wahyuni menekankan, “Juga memang tidak ada penelitian terkait (mandi malam) itu,” ujarnya.

Pneumonia sebagai Penyakit Mematikan bagi Anak

Pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian anak-anak di seluruh dunia. UNICEF mencatat bahwa hampir 2.200 anak berusia di bawah lima tahun meninggal setiap hari akibat pneumonia pada tahun 2019. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pneumonia menyumbang 14,5 persen kematian bayi dan lima persen kematian balita.

Upaya Pencegahan: Vaksinasi PCV

Pemberian vaksin konjugat pneumokokus (PCV) terbukti efektif mengurangi beban pneumonia secara signifikan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan vaksin PCV15 sebagai bagian dari program vaksinasi untuk meningkatkan perlindungan anak-anak terhadap infeksi bakteri pneumokokus.

Upaya pencegahan melalui vaksinasi ini diharapkan dapat membantu menekan angka kematian akibat pneumonia, terutama pada kelompok anak di bawah usia lima tahun.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |