Hammad Hendra
Minggu, Desember 15, 2024
Perkecil teks Perbesar teks
Pentingnya konsumsi antibiotik sesuai anjuran untuk mencegah resistensi antimikroba. Ilustrasi (Dok. Pixabay.com) |
Jakarta, Pewarta.co.id – Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus dokter spesialis anak, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K), mengingatkan pentingnya penggunaan antibiotik sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi antimikroba, yaitu kondisi di mana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.
Hal ini disampaikan Prof. Edi dalam diskusi daring bertema resistensi antimikroba yang berlangsung pada Selasa (10/12/2024).
Sebagai Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, ia menegaskan bahwa kepatuhan dalam mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
"Ada (antibiotik) yang (diberikan) tiga kali sehari, tapi cuma dikasih satu kali sehari. Itu mengurangi tingkat kesembuhan," ujar Prof. Edi.
Antibiotik harus berdasarkan diagnosis dokter
Prof. Edi menjelaskan bahwa antibiotik hanya boleh digunakan sesuai rekomendasi dokter berdasarkan diagnosis yang akurat.
Tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik, terutama batuk pilek yang lebih sering disebabkan oleh virus atau alergi.
“Dokter akan memeriksa terlebih dahulu apakah pasien membutuhkan antibiotik atau tidak,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dokter mempertimbangkan berbagai faktor, seperti penyebab infeksi dan kondisi kesehatan pasien, sebelum meresepkan antibiotik.
"Kapan diberikan antibiotik adalah pertimbangan dokter, orang tua bisa berdiskusi," tambahnya.
Langkah jika anak belum sembuh
Jika anak yang mengonsumsi antibiotik belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan, Prof. Edi menyarankan agar orang tua segera berkonsultasi kembali dengan dokter.
Dokter akan mengevaluasi kondisi pasien untuk menentukan apakah diperlukan penyesuaian dosis atau pergantian jenis obat.
Ia juga mengingatkan orang tua agar mewaspadai gejala alergi akibat antibiotik, seperti kulit kemerahan, muntah, diare, atau sesak napas.
"Jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut," tegasnya.
Mencegah resistensi antimikroba
Prof. Edi menekankan bahwa resistensi antimikroba adalah ancaman serius yang dapat membuat pengobatan infeksi menjadi tidak efektif.
Oleh karena itu, kepatuhan terhadap aturan penggunaan antibiotik sangat penting untuk menekan risiko resistensi.
Dengan penggunaan yang tepat, antibiotik dapat memberikan hasil pengobatan yang optimal sekaligus melindungi masyarakat dari ancaman resistensi bakteri di masa depan.
"Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai bisa merugikan pasien dan masyarakat. Maka dari itu, mari patuhi aturan penggunaannya," tutup Prof. Edi.
*Disadur dari Pafibaritokualakab.org dan berbagai sumber.