Ilustrasi. Penyebab stunting pada anak dan cara menganganinya. (Dok. Pewarta.co.id) |
PEWARTA.CO.ID - Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu sehingga tinggi badannya lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun, periode yang sering disebut sebagai golden age.
Stunting bukan hanya masalah fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak anak, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan belajar dan produktivitas di masa depan.
Untuk mencegah dan menangani stunting, penting untuk memahami penyebabnya dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Penyebab stunting pada anak
Melansir dari sumber tepercaya, setidaknya ada enam penyebab stunting pada anak yang wajib dipahami para orangtua. Sebaiknya hindari kebiasaan-kebiasaan tersebut kendati kerap dianggap sepele.
1. Asupan gizi yang tidak memadai
Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi yang cukup dan seimbang pada anak. Kekurangan protein, vitamin, mineral seperti zat besi dan seng, serta kalori dapat menghambat pertumbuhan.
Masalah ini sering terjadi karena ketidaktahuan orangtua mengenai pola makan sehat atau karena keterbatasan ekonomi yang membuat mereka tidak mampu menyediakan makanan bergizi.
Selain itu, tidak sedikit para orangtua yang bahkan belum mengetahui apa saja contoh makanan bergizi yang patut diberikan pada buah hati mereka. Karenanya, penting untuk dilakukan literasi secara masif guna memberika edukasi terkait hal ini.
2. Infeksi berulang pada anak
Anak yang sering mengalami infeksi, seperti diare atau pneumonia, berisiko lebih besar mengalami stunting.
Infeksi mengurangi kemampuan tubuh menyerap nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Selain itu, penyakit-penyakit ini sering kali membuat nafsu makan anak menurun, memperburuk kekurangan gizi.
3. Kesehatan ibu saat hamil
Kondisi kesehatan ibu selama kehamilan sangat memengaruhi pertumbuhan janin.
Ibu hamil yang kekurangan gizi, menderita anemia, atau mengalami infeksi memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan faktor awal terjadinya stunting.
4. Pola asuh yang tidak optimal
Pola asuh yang kurang baik, seperti pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak sesuai standar, menjadi salah satu penyebab stunting.
Beberapa orang tua mungkin memberikan makanan yang rendah kandungan gizi atau tidak sesuai dengan usia perkembangan anak.
5. Sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk
Lingkungan yang tidak higienis, seperti kurangnya akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi, meningkatkan risiko infeksi pada anak.
Kondisi ini juga berkontribusi pada tingginya angka penyakit diare, yang menjadi salah satu faktor penting penyebab stunting.
6. Kurangnya edukasi kesehatan
Banyak keluarga, terutama di daerah terpencil, tidak memiliki akses informasi tentang pentingnya gizi dan perawatan kesehatan.
Kurangnya pemahaman ini menyebabkan praktik yang salah dalam pola makan dan perawatan anak, sehingga meningkatkan risiko stunting.
Tips menghindari stunting pada anak
Guna mengoptimalkan tumbuh kembang buah hati Anda, lakukan sejumlah tips berikut agar anak terhindar dari ancaman stunting.
1. Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan
Air susu ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir hingga usia enam bulan. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Setelah enam bulan, ASI harus dilengkapi dengan MPASI bergizi seimbang.
2. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
Kesehatan ibu hamil sangat penting dalam mencegah stunting. Pastikan ibu mendapatkan makanan yang kaya protein, zat besi, asam folat, dan kalsium selama kehamilan.
Mengonsumsi suplemen prenatal yang direkomendasikan dokter juga membantu memastikan kebutuhan gizi terpenuhi.
3. Berikan MPASI yang bergizi seimbang
Setelah usia enam bulan, anak membutuhkan MPASI yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Hindari makanan instan atau olahan yang tinggi gula dan rendah nutrisi. Pastikan bahan makanan yang digunakan bersih dan segar untuk mencegah kontaminasi.
4. Pastikan kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat menghambat pertumbuhan anak. Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan, menyediakan air bersih untuk minum, dan menjaga sanitasi di sekitar rumah.
5. Rutin memantau pertumbuhan anak
Orang tua harus rutin membawa anak ke posyandu atau fasilitas kesehatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala dapat membantu mendeteksi dini tanda-tanda stunting.
6. Edukasi dan kesadaran kesehatan
Mengedukasi keluarga tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak adalah langkah penting. Pemerintah dan komunitas setempat dapat berperan dalam memberikan informasi melalui program-program penyuluhan.
Cara menangani stunting pada anak
Sama pentingnya dengan tips di atas, berikut adalah cara menangani stunting yang barangkali sudah dialami buah hati Anda. Sebelum terlambat, lakukan beberapa hal berikut;
1. Pemberian makanan tambahan (PMT)
Anak yang sudah terdiagnosis stunting membutuhkan intervensi berupa pemberian makanan tambahan yang kaya gizi. Program PMT sering kali diberikan oleh pemerintah melalui posyandu atau puskesmas.
2. Pengobatan infeksi secara cepat dan tepat
Anak yang sering sakit harus mendapatkan pengobatan yang tepat untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik atau obat lain yang diresepkan oleh dokter harus diberikan sesuai anjuran untuk memastikan infeksi benar-benar sembuh.
3. Konsultasi dengan ahli gizi
Berkonsultasi dengan ahli gizi dapat membantu orang tua menyusun rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ahli gizi juga dapat memberikan panduan tentang porsi dan jenis makanan yang optimal untuk pertumbuhan anak.
4. Mengikuti program pemerintah
Pemerintah memiliki berbagai program yang bertujuan mengurangi angka stunting, seperti pemberian suplemen gizi, imunisasi, dan edukasi kesehatan. Orang tua disarankan untuk aktif berpartisipasi dalam program-program ini.
5. Perbaikan kebiasaan pola hidup keluarga
Mengubah kebiasaan keluarga menjadi lebih sehat, seperti memasak makanan bergizi, menjaga kebersihan rumah, dan menyediakan air minum yang aman, dapat membantu menangani stunting.
Keluarga juga harus berkomitmen untuk memastikan anak mendapatkan perhatian yang optimal dalam hal nutrisi dan kesehatan.
Dengan demikian, penanganan stunting pada anak memerlukan pendekatan yang komprehensif, mulai dari pencegahan hingga penanganan.
Setelah memahami penyebab stunting pada anak dan mengambil langkah-langkah konkret seperti memastikan asupan gizi yang cukup, menjaga kebersihan lingkungan, serta memanfaatkan layanan kesehatan, keluarga dapat mencegah anak mengalami stunting.
Mari bersama-sama menjaga generasi penerus bangsa agar tumbuh sehat, cerdas, dan produktif di masa depan dengan terbebas dari ancaman stunting.