Pewarta Network
Senin, Maret 03, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
PEWARTA.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa produksi beras nasional pada periode Januari hingga April 2025 diperkirakan mencapai 13,95 juta ton. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, sejak 2019.
"Jika dibandingkan dengan realisasi produksi pada tahun-tahun sebelumnya, potensi produksi beras sepanjang Januari sampai dengan April 2025 diperkirakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir atau sejak tahun 2019," ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Sebagai perbandingan, produksi beras dalam periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan fluktuasi. Pada 2019 tercatat sebesar 13,63 juta ton, turun menjadi 11,52 juta ton pada 2020.
Kemudian, pada 2021 naik kembali menjadi 13,58 juta ton, diikuti oleh 13,71 juta ton pada 2022. Namun, pada 2023 dan 2024 mengalami penurunan menjadi 12,98 juta ton dan 11,07 juta ton secara berturut-turut.
Kontribusi terbesar produksi beras nasional masih berasal dari Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar dengan total produksi mencapai 2,71 juta ton. Disusul oleh Jawa Tengah dengan 2,3 juta ton dan Jawa Barat sebanyak 1,96 juta ton.
Di luar Pulau Jawa, daerah dengan produksi beras terbesar adalah Sulawesi Selatan yang menyumbang 1,08 juta ton, diikuti oleh Sumatera Selatan dengan 933 ribu ton, dan Lampung yang mencatatkan produksi sebesar 788 ribu ton.
Menurut Amalia, lonjakan produksi beras ini tidak terlepas dari kondisi cuaca yang mendukung. Curah hujan di berbagai wilayah Indonesia berada pada kategori menengah hingga tinggi, sehingga berdampak positif terhadap produktivitas tanaman padi.
"Kondisi ini akan mendukung kegiatan budi daya tanaman padi sepanjang Januari sampai dengan April 2025. Namun demikian, juga perlu diwaspadai curah hujan dengan intensitas sangat tinggi di beberapa wilayah yang berpotensi mengganggu pertumbuhan padi," jelasnya.
Selain itu, produksi padi yang meningkat juga berkontribusi terhadap lonjakan produksi beras. Pada periode Januari-April 2025, hasil panen padi diprediksi mencapai 24,22 juta ton, naik signifikan sebesar 26,02 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, meskipun produksi beras meningkat, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga berada di angka 123,45. Beberapa komoditas yang memengaruhi indeks harga terima petani di antaranya adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, serta kakao atau coklat biji.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada periode yang sama juga tercatat turun sebesar 0,67 persen secara bulanan, menjadi 125,69.
Dengan produksi beras yang meningkat secara signifikan, diharapkan pasokan pangan nasional tetap terjaga dan mampu mengendalikan harga di pasaran. Namun, tantangan cuaca serta penurunan daya beli petani masih menjadi aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.