Redaksi Pewarta.co.id
Sabtu, Agustus 23, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Video Lama Noel Ebenezer Soal Hukuman Mati Koruptor Viral Lagi Usai Terseret OTT KPK. |
PEWARTA.CO.ID — Video lama yang menampilkan pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel mengenai hukuman mati bagi koruptor kembali mencuri perhatian publik.
Fenomena ini muncul setelah Noel terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (20/8) malam.
Menurut KPK, Noel diduga terlibat dalam kasus pemerasan terkait pengurusan sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan.
Ketua KPK Setyo Budianto menyampaikan bahwa Noel resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan KPK Cabang Merah Putih, Jakarta Selatan, mulai Jumat (22/8).
"Penahanan kepada para tersangka untuk 20 hari pertama," ujar Setyo dalam konferensi pers.
Baca juga: Wamenaker Kena OTT KPK, Istana Tegaskan Prabowo Sudah Ingatkan Menterinya Berulang Kali
Pernyataan lama Noel soal hukuman mati untuk koruptor
Jauh sebelum menduduki posisi Wamenaker, Noel pernah mengeluarkan pernyataan tegas mengenai hukuman mati bagi koruptor.
Ungkapan itu disampaikannya saat menjadi narasumber di program "Indonesia Lawyer Club" pada 19 November 2021. Kala itu, Noel masih menjabat sebagai Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan).
Menanggapi kasus korupsi yang menjerat Menteri Sosial Juliari Batubara, Noel menyatakan:
"Kita melihat hari ini ada lagi menteri, yang di lingkaran presiden, yang bermain-main dengan persoalan ini [korupsi] lagi, dan ini menurut kami layak untuk dihukum mati," ucap Noel kala itu.
Ia menilai, Indonesia sudah tidak bisa lagi memberikan toleransi kepada pejabat yang berperilaku koruptif.
"Bangsa ini seperti negara yang dimasuki para gangster," ujarnya.
Bahkan, Noel mengaku harus mengesampingkan prinsip keagamaannya untuk mendukung hukuman mati bagi koruptor karena sudah terlalu muak dengan praktik rasuah di kalangan pejabat.
"Saya harus mengesampingkan kekristenan saya [untuk] bicara soal hukuman mati karena sudah akumulatif dan muak," lanjut Noel dalam tayangan tiga tahun lalu itu.
Noel menambahkan, kebijakan hukuman mati dapat menjadi langkah tegas untuk mencegah pembangkangan sosial akibat maraknya korupsi pejabat negara.
"Presiden harus berani ambil kebijakan, atau penegak hukum berani mengambil kebijakan, menyiapkan regu tembak untuk para pejabat-pejabat [korup] ini," katanya saat itu.
Baca juga: Wamenaker Kena OTT KPK, Prabowo Tegaskan Hormati Proses Hukum
Kritikan Noel terhadap pemerasan pejabat ikut viral
Tak hanya pernyataannya tentang hukuman mati, rekaman Noel ketika mengkritik praktik pemerasan oleh pejabat negara juga kembali beredar luas. Pernyataan tersebut diungkapkan Noel saat hadir di acara siniar "Bikin Terang" pada Juni 2025, hanya dua bulan sebelum dirinya ditangkap KPK.
"Saya kan tidak minta duit, lantas kita juga enggak mau meras dan sebagainya," ungkap Noel ketika membahas kinerja Kemenaker.
Ia bahkan menuding ada oknum pejabat yang mendatangi perusahaan bermasalah hanya untuk meminta uang agar kasus mereka tidak diproses secara hukum.
"Kadang-kadang kan, ada perusahaan ini salah, [pejabat] datangin, cincai-cincai minta duit [agar tidak dipermasalahkan]," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Noel juga mengklaim pernah menolak tawaran suap bernilai miliaran rupiah demi menjaga integritas jabatannya.
"Kalau nawarin [suap], banyak sebenarnya, tapi gua enggak mau. Gua harus menjaga integritas," ucapnya.
Namun, kenyataan berbalik ketika Noel sendiri justru menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemerasan perusahaan terkait sertifikasi K3.
Mantan Ketua Umum Jokowi Mania itu kini mencatat sejarah sebagai pejabat pertama di Kabinet Merah Putih yang ditangkap KPK melalui OTT dalam kasus korupsi.