Redaksi Pewarta.co.id
Selasa, April 29, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Viral perdebatan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi dengan Aura Cinta, soal larangan wisuda untuk kalangan sekolah menengah. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Aksi seorang siswi sekolah bernama Aura Cinta viral di media sosial setelah berdebat langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dalam pertemuan tersebut, Aura Cinta mengkritisi kebijakan larangan wisuda dan penggusuran rumah di bantaran Kali Bekasi, yang menjadi kebijakan normalisasi sungai di bawah kepemimpinan Dedi.
Dalam video yang beredar luas, Aura Cinta mengungkapkan kekecewaannya atas tindakan penggusuran yang, menurutnya, dilakukan tanpa komunikasi yang memadai kepada warga terdampak.
Dilansir dari Tribunnews.com, rumah keluarga Aura adalah salah satu yang ikut digusur dalam program normalisasi Kali Bekasi tersebut.
Tak hanya soal penggusuran, Aura juga menyoal larangan kegiatan wisuda dan study tour yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
Ia mengaku kecewa karena tidak bisa lagi menikmati momen perpisahan sekolah bersama teman-temannya akibat larangan itu.
Keluhan Aura Cinta langsung ditanggapi oleh Dedi Mulyadi dalam pertemuan tersebut.
"Tinggal aja di bantaran sungai, tapi gaya hidup begini (tinggi), ini kan harus diubah rakyatnya. Sekarang teriak-teriak minta penggantian, saya kalau tega-tegaan saya layak ganti nggak?" ujar Dedi.
"Kenapa miskin gayanya kayak orang kaya," tambahnya.
Dedi menilai bahwa gaya hidup masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan seperti bantaran sungai, seharusnya disesuaikan dengan kondisi ekonomi. Ia juga menyoroti sikap kritis Aura terhadap larangan wisuda.
"Anak ibu kalau modelnya begini nggak bisa. Kan harus dibenerin, rumah nggak punya, sekarang ngontrak udah punya?" lanjut Dedi.
"Udah nyicil berapa bulan?" tanyanya kemudian.
Alasan larangan wisuda sekolah
Mengutip dari Kompas.com, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa wisuda semestinya hanya dilakukan untuk lulusan perguruan tinggi.
Ia mengkritik tradisi di Indonesia yang mengadakan wisuda bahkan sejak tingkat TK, SD, hingga SMA, yang menurutnya justru membebani orangtua secara finansial.
Pelaksanaan wisuda yang berbiaya tinggi dinilai tidak sepadan dengan manfaat yang diperoleh siswa, terutama di tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Oleh sebab itu, Dedi memberlakukan larangan wisuda untuk mengurangi tekanan biaya kepada para orangtua, khususnya dari kalangan tidak mampu.
Kebijakan ini menuai pro dan kontra, terlebih setelah perdebatan Aura Cinta dan Dedi Mulyadi menjadi viral dan menarik perhatian luas dari publik.
Tidak sedikit warganet yang mengapresiasi keberanian Aura menyuarakan aspirasinya, sementara sebagian lainnya mendukung langkah Dedi dalam menghapus tradisi wisuda di jenjang pendidikan dasar demi meringankan beban masyarakat.
Apakah menurut Anda wisuda di sekolah dasar memang perlu dihapuskan?