Ibu Rumah Tangga di Lumajang Tertipu Uang Mainan, Rencana Angpau Lebaran Berantakan

4 weeks ago 27

Pewarta Network

Pewarta Network

Selasa, Januari 07, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Ibu Rumah Tangga di Lumajang Tertipu Uang Mainan, Rencana Angpau Lebaran Berantakan
Ratusan lembar uang mainan yang diduga akan digunakan Kunci Wasiati belanja, Senin (6/1/2025). (Dok. KOMPAS).

PEWARTA.CO.ID - Seorang ibu rumah tangga di Desa Kaliwungu, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, harus menerima kenyataan pahit setelah uang yang ia kumpulkan untuk persiapan angpau Lebaran ternyata hanyalah uang mainan.

Intan Permata Anggraini, pemilik sebuah kios kecil di desanya, mengungkapkan bahwa ia tertipu oleh tetangganya sendiri, Kunci Wasiati, yang selama beberapa hari belanja menggunakan uang palsu berupa uang mainan pecahan Rp 10.000.

Awalnya, Intan tidak menyadari bahwa uang yang diterimanya dari Siti panggilan tetangganya itu adalah uang mainan. Siti rutin berbelanja di kios Intan dan selalu membayar dengan uang yang terlihat seperti baru. Uang tersebut sengaja Intan sisihkan untuk dijadikan angpau Lebaran bagi anak-anak di sekitar rumahnya.

"Saya kira kan uang baru, jadi saya kumpulkan, kan sebentar lagi Lebaran bisa buat sangu (angpau) anak kecil-kecil," kata Intan.

Setelah beberapa waktu, uang yang diterima dari Siti terkumpul sebanyak 39 lembar atau setara dengan Rp 390.000. Namun, kenyataan pahit terungkap ketika adik Intan yang menjaga kios mendapati Siti menggunakan uang mainan untuk berbelanja.

Kecurigaan mulai muncul saat adik Intan memeriksa uang yang diberikan oleh Siti dan menyadari itu hanyalah uang mainan. Mengetahui hal ini, Intan segera memeriksa uang yang sudah ia kumpulkan.

"Tahunya adik saya itu bilang ini uang palsu, langsung saya cek ternyata semua uang yang saya kumpulkan ini palsu, langsung saya datangi rumahnya," ujar Intan.

Beruntung, uang mainan tersebut belum sempat digunakan untuk belanja kebutuhan toko. Jika hal itu terjadi, Intan khawatir bisa dianggap sebagai pengedar uang palsu.

"Untung gak saya buat kulakan (belanja), kan bisa saya yang kena nanti, terus uangnya jadi nyebar juga," tambahnya.

Meskipun merasa dirugikan, Intan memilih untuk memaafkan Siti dan tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, baik terhadap dirinya maupun pedagang lain. "Sudah dimaafkan, jadi tidak lapor, harapannya tidak diulangi lagi," katanya.

Namun, insiden ini membuat Intan harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan uang baru sebagai angpau Lebaran. Biasanya, ia menukar uang di bank, tetapi jika stok habis, ia terpaksa membeli uang baru yang dijajakan di pinggir jalan menjelang Lebaran.

"Ya harus cari tukar uang baru nanti, biasanya ke bank, kalau kehabisan terpaksa beli yang biasa di pinggir jalan itu," ungkapnya.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi para pedagang agar lebih teliti memeriksa uang yang diterima, terutama menjelang momen penting seperti Lebaran. Selain itu, kasus ini menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mencegah peredaran uang palsu atau uang mainan agar tidak merugikan pihak lain.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |