Hammad Hendra
Sabtu, April 19, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi. (Dok. Pexels) |
PEWARTA.CO.ID - Asupan cairan yang tepat sangat penting bagi kesehatan tubuh, terutama untuk menjaga fungsi ginjal.
Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI), dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, menyampaikan pedoman konsumsi air mineral yang ideal berdasarkan kelompok usia, saat dijumpai di Jakarta, Senin.
“Minum itu sangat berpengaruh bagi tubuh, asupan cairan harus cukup, melalui minum air putih, namun tentu ada takaran dan batasan tertentu, agar tidak merusak ginjal,” ujar Pringgodigdo dikutip dari Pafipckabbanyuwangi.org.
Mengapa asupan air sangat penting?
Air putih berperan besar dalam menjaga keseimbangan dan fungsi organ tubuh.
Pringgodigdo menjelaskan bahwa air tidak hanya membantu mengangkut nutrisi dan membuang racun, tapi juga penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan pH tubuh, mendukung fungsi otak, serta menjaga kesehatan kulit.
Selain itu, cukup minum air bisa mencegah berbagai gangguan kesehatan seperti sembelit, batu ginjal, hingga infeksi saluran kemih.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa kebutuhan cairan tidak bisa disamaratakan.
Beberapa faktor seperti aktivitas fisik, cuaca, kondisi kesehatan, dan terutama usia menjadi pertimbangan utama dalam menentukan seberapa banyak air yang dibutuhkan setiap orang.
Pedoman konsumsi air sesuai usia
Untuk kalangan remaja hingga dewasa, asupan air yang disarankan berkisar dua liter per hari.
Pringgodigdo menggarisbawahi bahwa meskipun minum air itu baik, mengonsumsinya secara berlebihan juga bisa berdampak negatif.
“Rata-rata orang dewasa dua liter (air mineral) cukup, kalau masih sehat biasanya dua liter cukup, karena bisa kalau kelebihan tidak bagus juga, bisa jadi tubuh terlalu banyak mengeluarkan carian, jadi buang air kecil terus, dan yang baik kita harus menjaga kesimbangan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk lansia atau mereka yang berusia di atas 60 tahun, konsumsi air sebaiknya tidak melebihi atau kurang dari 1,5 liter per hari agar ginjal tetap bekerja optimal tanpa terbebani.
Bagi anak-anak dan bayi, rekomendasi kebutuhan cairan disesuaikan dengan tahapan usia.
Berdasarkan panduan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut adalah takaran yang direkomendasikan:
- Bayi 0–6 bulan: 700 mL per hari
- Bayi 7–12 bulan: 800 mL per hari
- Anak usia 1–3 tahun: 1,3 liter per hari
- Anak usia 4–8 tahun: 1,7 liter per hari
Pemeriksaan dini kesehatan ginjal
Lebih lanjut, Pringgodigdo mengingatkan pentingnya melakukan pemeriksaan ginjal secara rutin, terutama bagi individu berusia 15 tahun ke atas.
Ia menekankan bahwa penyakit ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga pemeriksaan dini menjadi kunci pencegahan.
“Penyakit ginjal bisa menyerang usia muda, di atas 15 tahun itu sudah harus segera pemeriksaan diri. Gejala penyakit ginjal hingga saat ini juga belum bisa terdeteksi, hanya saja salah satu gejalanya itu kalau urin berbusa, tapi kalau sudah berbusa itu sudah terlambat, kalau yang belum parah biasanya tidak ada tanda-tandanya, makanya perlu pemeriksaan rutin ke dokter,” imbuhnya.
Risiko gaya hidup dan penyakit ginjal
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan, faktor risiko gaya hidup yang bisa memicu gangguan ginjal tergolong tinggi pada masyarakat usia 15 tahun ke atas. Di antaranya adalah:
- Kurangnya konsumsi buah dan sayur (95,5%)
- Aktivitas fisik yang rendah (35,5%)
- Kebiasaan merokok (29,3%)
- Obesitas sentral (31%)
- Obesitas umum (21,8%)
Data tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan survei tahun 2013, dan menjadi alarm penting untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat, termasuk menjaga asupan cairan tubuh dengan baik dan seimbang.