Hammad Hendra
Sabtu, April 19, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi. (Dok. Bbc) |
PEWARTA.CO.ID - Pecahnya pembuluh darah di kepala atau perdarahan otak (perdarahan intrakranial) merupakan kondisi gawat darurat medis yang dapat mengancam jiwa.
Kondisi ini terjadi saat salah satu pembuluh darah di otak pecah, sehingga darah merembes ke jaringan otak, menyebabkan tekanan tinggi di dalam kepala dan berisiko merusak fungsi otak secara permanen.
Saat pembuluh darah pecah, aliran oksigen dan nutrisi yang seharusnya disuplai ke otak terganggu.
Akibatnya, jaringan otak mengalami kerusakan yang bisa memengaruhi berbagai fungsi tubuh.
Terdapat sejumlah gejala khas yang dapat menjadi penanda awal terjadinya perdarahan otak.
10 tanda pembuluh darah pecah
Berikut ini adalah 10 ciri-ciri yang perlu diwaspadai dari tanda-tanda pembuluh darah pecah di kepala, seperti dikutip dari Pafigorontalokota.org.
1. Sakit kepala hebat tiba-tiba
Gejala ini dikenal juga sebagai “thunderclap headache”. Sakit kepala ini datang mendadak dan sangat intens.
Rasa sakit yang luar biasa terjadi karena darah yang keluar dari pembuluh pecah menekan jaringan otak.
“Ini adalah gejala paling umum dan khas. Disebut juga sebagai ‘thunderclap headache’, karena muncul tiba-tiba dan sangat intens. Terjadi karena darah yang keluar dari pembuluh yang pecah menekan jaringan otak dan menimbulkan reaksi nyeri hebat."
2. Mual disertai muntah
Tekanan di dalam rongga kepala meningkat akibat darah yang menggenang, sehingga menstimulasi pusat mual di otak dan menyebabkan muntah secara tiba-tiba.
“Tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial) meningkat akibat darah yang menggenang di otak. Hal ini merangsang pusat mual dan muntah di otak.”
3. Kehilangan kesadaran
Ketika suplai darah ke otak terganggu atau tekanan meningkat drastis, fungsi otak dapat terhambat dan menyebabkan seseorang tiba-tiba kehilangan kesadaran.
“Saat otak mengalami tekanan yang tinggi atau terganggunya aliran darah, fungsi normal otak terganggu sehingga orang bisa tiba-tiba pingsan atau tidak sadarkan diri.”
4. Kelumpuhan atau kelemahan di satu sisi tubuh
Jika area otak yang mengontrol gerakan terganggu oleh perdarahan, penderita bisa mengalami kelemahan atau bahkan kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
“Darah yang merusak jaringan otak bisa mengenai bagian otak yang mengatur gerakan. Jika bagian ini terganggu, maka tubuh bagian kiri atau kanan bisa menjadi lemah atau lumpuh.”
5. Gangguan penglihatan
Perdarahan di bagian otak yang bertanggung jawab atas penglihatan dapat menyebabkan pandangan menjadi buram, ganda, atau bahkan hilang secara mendadak.
“Jika perdarahan terjadi di bagian otak yang mengontrol penglihatan, pasien bisa mengalami penglihatan kabur, ganda, atau kehilangan penglihatan secara tiba-tiba.”
6. Kesulitan berbicara
Kerusakan pada pusat bahasa di otak akibat perdarahan dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara atau memahami pembicaraan orang lain.
"Kerusakan di area otak yang berfungsi untuk berbicara atau memahami bahasa menyebabkan seseorang berbicara cadel, bingung, atau tidak bisa merespons.”
7. Kejang
Darah yang mengenai jaringan otak bisa mengganggu sinyal listrik di otak, memicu aktivitas tidak normal yang menyebabkan kejang.
“Iritasi jaringan otak akibat darah bisa memicu aktivitas listrik yang tidak normal di otak, yang menyebabkan kejang.”
8. Bingung atau berubah perilaku
Saat otak mengalami tekanan dan kerusakan, kemampuan berpikir, mengingat, dan memahami bisa terganggu.
Ini bisa membuat penderita tampak linglung atau berperilaku aneh.
“Fungsi berpikir, memahami, atau mengingat bisa terganggu saat otak mengalami perdarahan, membuat seseorang jadi linglung atau tidak seperti biasanya.”
9. Leher menjadi kaku
Jika darah masuk ke cairan otak, bisa terjadi iritasi pada selaput otak (meningen), yang menyebabkan leher terasa sangat kaku.
“Jika perdarahan masuk ke cairan otak (perdarahan subaraknoid), dapat menyebabkan iritasi pada selaput otak (meningen), yang ditandai dengan leher terasa kaku.”
10. Sensitif terhadap cahaya
Perdarahan otak juga bisa menyebabkan fotofobia atau rasa tidak nyaman terhadap cahaya, akibat gangguan pada lapisan otak dan saraf mata.
“Iritasi pada lapisan otak atau saraf mata akibat perdarahan bisa menyebabkan seseorang menjadi sangat sensitif terhadap cahaya.”
Gejala pecahnya pembuluh darah di kepala sering kali muncul secara mendadak dan bisa berkembang dengan cepat.
Mengenali tanda-tanda awalnya sangat penting agar penderita bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala-gejala di atas, segera cari pertolongan medis darurat.