Waspadai Daging Tumbuh di Gusi: Ini Sebab dan Cara Mengatasinya

4 hours ago 3

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Sabtu, April 19, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

 Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Waspadai daging tumbuh di gusi: Ini penyebab dan cara mengatasinya. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Kemunculan daging tumbuh di gusi bisa jadi tanda adanya gangguan kesehatan pada rongga mulut.

Meski sebagian besar kasus tergolong ringan, benjolan yang tampak sepele ini tidak boleh dianggap enteng karena bisa menjadi gejala awal dari kondisi medis yang lebih serius, termasuk kanker.

Penting untuk mengetahui apa saja penyebabnya agar penanganan yang diberikan tepat sasaran dan tidak menimbulkan komplikasi di kemudian hari.

Mengapa bisa ada daging tumbuh di gusi?

Berbeda dari sariawan yang umumnya disebabkan oleh luka, daging tumbuh muncul karena faktor-faktor yang melibatkan pertumbuhan jaringan gusi, iritasi berulang, hingga infeksi.

Gejala yang tampak mirip pembengkakan biasa ini sering kali membuat kondisi tersebut tak langsung dikenali.

Berikut sejumlah penyebab umum daging tumbuh di gusi:

1. Gigi bungsu yang tumbuh tidak sempurna

Salah satu penyebab paling umum adalah pertumbuhan gigi bungsu yang tidak sempurna atau impaksi.

Gigi yang tertutup sebagian oleh gusi dapat menjadi sarang sisa makanan dan bakteri, memicu peradangan yang dikenal sebagai perikoronitis.

Kondisi ini bisa menimbulkan keluhan seperti:

  • Nyeri di sekitar gusi
  • Keluar nanah
  • Sulit membuka mulut
  • Demam dan kehilangan nafsu makan
  • Benjolan terasa di bawah rahang

2. Jaringan gusi yang tumbuh berlebihan

Gusi bisa mengalami pembesaran akibat berbagai sebab, seperti radang gusi kronis akibat plak, efek samping obat-obatan tertentu, atau kelainan genetik langka seperti hereditary gingival fibromatosis.

Ciri khasnya adalah:

  • Gusi menutupi sebagian permukaan gigi
  • Warna gusi berubah kemerahan atau lebih gelap
  • Mudah berdarah
  • Mulut berbau tidak sedap

3. Polip gusi dan pulpa

Polip gingiva terjadi akibat iritasi berkepanjangan pada gusi, misalnya dari tambalan gigi yang kasar.

Sementara polip pulpa berasal dari jaringan dalam gigi yang mengalami peradangan karena karies parah.

Keduanya bisa menyebabkan benjolan merah muda yang lunak, dan meski tidak terasa sakit, dapat mengganggu kenyamanan mulut karena mudah tersangkut makanan.

4. Fibroma

Fibroma adalah tumor jinak yang timbul akibat iritasi kronis, misalnya dari gigi palsu atau alat ortodontik.

Benjolannya terasa keras, licin, dan biasanya tidak nyeri. Warna bisa lebih terang atau gelap dibanding gusi sekitarnya.

5. Granuloma piogenik

Benjolan lunak berwarna merah tua atau ungu yang mudah berdarah bisa jadi granuloma piogenik.

Meski penyebab pastinya belum diketahui, kondisi ini kerap muncul akibat cedera ringan atau karena perubahan hormon selama kehamilan.

6. Abses gusi

Infeksi bakteri dapat menimbulkan abses, yaitu benjolan berisi nanah yang terasa nyeri berdenyut.

Gejalanya bisa menjalar hingga ke rahang, telinga, atau leher, terutama saat berbaring.

7. Kista

Kista adalah kantong berisi cairan atau udara yang bisa terbentuk di sekitar akar gigi yang sudah mati.

Umumnya tidak menimbulkan keluhan, namun bila terinfeksi, bisa menyebabkan nyeri, bengkak, dan melemahkan tulang rahang.

8. Torus mandibula

Ini adalah pertumbuhan tulang abnormal yang sering muncul di sisi dalam gusi bawah atau atas.

Biasanya keras, halus, dan tidak menyakitkan.

Meski tak berbahaya, torus mandibula bisa mengganggu jika tumbuh besar.

9. Kanker gusi

Munculnya daging tumbuh di gusi juga bisa menjadi indikasi kanker.

Gejalanya mencakup benjolan yang terus tumbuh, luka mulut yang tak kunjung sembuh, serta bercak putih atau merah.

Gejala lain bisa berupa gigi goyang, nyeri saat mengunyah, dan sakit tenggorokan berkepanjangan.

Cara mengatasi daging tumbuh di gusi

Penanganan harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika bersifat ringan, seperti akibat peradangan karena plak, beberapa cara rumahan berikut bisa membantu:

  • Menyikat gigi dua kali sehari dan membersihkan sela gigi dengan benang.
  • Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan pembengkakan.
  • Menghindari makanan keras, panas, atau terlalu dingin.
  • Menggunakan obat kumur antiseptik non-alkohol.
  • Mengonsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C.
  • Namun jika benjolan disertai gejala seperti demam, bau mulut, atau tidak membaik setelah beberapa minggu, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Konsultasi dengan dokter sangat penting

Untuk memastikan diagnosis yang tepat, periksakan kondisi gusi ke dokter gigi atau spesialis penyakit mulut.

“Jika daging tumbuh disertai gejala lain seperti benjolan yang membesar, perdarahan, atau luka yang tak kunjung sembuh, segera konsultasikan ke tenaga medis,” jelas drg. Anggi Savitri, dikutip dari Pafiwaenetat.org.

Daging tumbuh di gusi bisa jadi kondisi yang tidak berbahaya, namun juga dapat menjadi tanda dari masalah kesehatan serius.

Memahami penyebab dan gejalanya adalah langkah awal yang krusial untuk menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |