Jumlah Mualaf di Tangsel Meningkat, Banyak WNA Ikut Masuk Islam

5 hours ago 3

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Kamis, Maret 13, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Jumlah Mualaf di Tangsel Meningkat, Banyak WNA Ikut Masuk Islam
Jumlah mualaf di Tangsel terus meningkat. Bahkan banyak WNA yang ikut masuk Islam karena beberapa alasan. (Dok. Mualaf Centre MUI Tangsel)

TANGSEL, PEWARTA.CO.ID – Fenomena meningkatnya jumlah mualaf atau orang yang masuk Islam terus terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Banyak dari mereka yang tersentuh oleh lantunan azan, sholawat, hingga pengalaman spiritual saat mengantar jemaah haji ke Tanah Suci.

Berdasarkan data dari Mualaf Centre Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangsel, sejak Januari hingga Maret 2025, sebanyak 38 orang telah resmi menjadi mualaf.

Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2024, di mana total jumlah mualaf sepanjang tahun hanya mencapai 95 orang.

Ketua Mualaf Centre MUI Tangsel, Ustaz Aep Saepudin, menyebut bahwa rata-rata ada 12 orang yang masuk Islam setiap bulannya di awal tahun ini.

Sementara itu, pada tahun sebelumnya, rata-rata hanya berkisar 7 hingga 8 orang per bulan.

"Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dalam kurun waktu sepanjang 2024, jumlah keseluruhan 95 orang," kata Ustaz Aep Saepudin, Rabu (12/3/2025).

WNA juga banyak yang masuk Islam

Menariknya, tak hanya warga lokal, sejumlah Warga Negara Asing (WNA) juga turut memutuskan untuk menjadi mualaf.

Baru-baru ini, Ustaz Aep membimbing tiga WNA asal Korea Selatan yang mengucapkan dua kalimat syahadat di kawasan Serpong Utara, Tangsel.

Menurutnya, para mualaf ini memiliki latar belakang yang beragam dan berasal dari berbagai negara, termasuk Jerman, Rusia, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya.

"Cukup beragam seseorang ingin memeluk Islam. Lintasnya bukan hanya wilayah Indonesia tapi sudah lintas negara, seperti Jerman, Korea, Rusia, Tiongkok dan berbagai negara lainnya. Pada umumnya mereka datang diantar oleh teman atau saudara mereka," ujarnya.

Alasan para mualaf untuk berpindah keyakinan juga beragam. Beberapa di antaranya masuk Islam karena syarat pernikahan, tetapi banyak pula yang mendapatkan pencerahan setelah menyaksikan langsung praktik ibadah umat Muslim.

"Termasuk tak sedikit mendapat hidayah atas kekaguman ibadahnya umat Islam, yang mana ajaran Islam mudah diterima oleh akal seseorang," tambahnya.

Hidayah datang lewat berbagai cara

Beberapa mualaf mengaku tersentuh dengan suara azan yang sering mereka dengar, sementara yang lain merasa tergerak setelah mengalami pengalaman spiritual tertentu.

Salah satu contoh menarik adalah seorang pramugari yang mendapatkan hidayah saat mengantar jemaah haji ke Makkah.

"Jadi tidak pernah tahu jalannya hidayah itu masuk kepada hati seseorang, yang kemudian mereka mengucapkan syahadat dan bersungguh-sungguh mempelajari Islam. Itu kuasa Allah SWT," kata Ustaz Aep.

Dengan semakin meningkatnya jumlah mualaf di Tangerang Selatan, Mualaf Centre MUI terus berupaya memberikan bimbingan dan pendampingan agar mereka bisa memahami serta menjalankan ajaran Islam dengan baik.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |