Nimas Taurina
Sabtu, April 26, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
PEWARTA.CO.ID - Pemerintah Indonesia memasang target ambisius untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di dalam negeri. Hingga akhir tahun 2025, pemerintah menargetkan penjualan mobil listrik bisa mencapai 100.000 unit.
Optimisme ini didukung oleh tren pertumbuhan positif yang sudah terlihat sepanjang tahun ini. Dari Januari hingga pertengahan April 2025 saja, angka penjualan EV sudah menembus lebih dari 16.000 unit, berdasarkan keterangan dari Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar di Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
"Itulah alasan kami cukup optimistis dengan target tersebut. Jika mengamati trennya, kami berpotensi mencapai 100.000 unit pada tahun ini," ujar Kaimuddin dalam pidatonya di forum EV yang digelar di Jakarta pada Kamis (24/4/2025).
Data resmi pemerintah menunjukkan bahwa penjualan kendaraan listrik di Indonesia terus mencetak kenaikan signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2024, penjualan mobil listrik melonjak hingga 152,9 persen secara tahunan, mencatatkan angka sekitar 43.000 unit. Angka ini naik drastis dibandingkan dengan penjualan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 17.000 unit.
Melihat laju pertumbuhan ini, pemerintah merasa yakin bahwa target 100.000 unit bisa dicapai lebih cepat, bahkan berpotensi tercapai sebelum akhir 2025.
Tak hanya fokus pada peningkatan adopsi di pasar domestik, pemerintah juga membidik posisi strategis di kancah global. Menurut Kaimuddin, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik dunia.
"Kami memiliki potensi sangat besar untuk menjadi pusat produksi EV global. Kami memiliki kemampuan dan rantai pasokan," imbuhnya.
Indonesia dikenal memiliki cadangan besar bahan baku penting untuk pembuatan baterai EV, seperti nikel dan kobalt, yang menjadi salah satu keunggulan kompetitif untuk mendorong industrialisasi kendaraan listrik di dalam negeri.
Selain untuk mengejar pertumbuhan industri, pemerintah juga menekankan pentingnya transisi ke kendaraan listrik dari sisi ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Kaimuddin menegaskan bahwa pengembangan ekosistem EV akan membantu memperkuat ketahanan energi nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memperbaiki kualitas udara di perkotaan.
Upaya ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menekan emisi karbon dan mempercepat target net zero emission yang telah dicanangkan.
Dengan deretan strategi tersebut, pemerintah berharap industri kendaraan listrik di Indonesia tak hanya tumbuh pesat di pasar domestik, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak baru dalam perekonomian nasional serta memperkuat posisi Indonesia di industri otomotif global.