Fenomena Supermoon: Saat Bulan Muncul Lebih Besar dan Terang, Ini Fakta Ilmiahnya yang Jarang Dibahas

7 hours ago 7

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Rabu, Desember 03, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

 Saat Bulan Muncul Lebih Besar dan Terang, Ini Fakta Ilmiahnya yang Jarang Dibahas
Fenomena Supermoon: Saat Bulan Muncul Lebih Besar dan Terang, Ini Fakta Ilmiahnya yang Jarang Dibahas. (Foto: Dok. Pixabay)

PEWARTA.CO.ID — Fenomena langit kembali mencuri perhatian ketika Supermoon muncul dan membuat Bulan tampak lebih mengesankan dibanding malam-malam biasanya.

Cahaya Bulan terlihat jauh lebih terang, dan ukurannya tampak lebih besar, sehingga banyak orang penasaran apa yang membuat peristiwa ini begitu istimewa.

Supermoon, atau dalam istilah astronomi disebut perigee-syzygy, terjadi ketika dua momen penting berlangsung bersamaan, yakni Bulan berada pada fase purnama dan dalam posisi terdekatnya dengan Bumi. Kombinasi ini menghasilkan panorama langit yang sering disebut sebagai salah satu pemandangan malam terbaik sepanjang tahun.

Apa yang dimaksud dengan Supermoon?

Konsep Supermoon pertama kali diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Secara sederhana, fenomena ini adalah penyatuan antara Bulan Purnama dan perigee, titik terdekat Bulan dengan Bumi dalam orbit elipsnya.

Bulan tidak mengelilingi Bumi dalam lingkaran sempurna, melainkan dalam bentuk elips. Rata-rata jaraknya dari Bumi sekitar 384.400 kilometer.

Namun, ketika berada di titik terjauh atau apogee, jaraknya mencapai sekitar 405.000 km. Sebaliknya, di titik terdekat atau perigee, Bulan hanya berada sekitar 363.300 km dari Bumi.

Saat fase purnama terjadi hampir bersamaan dengan posisi perigee, itulah momen Supermoon yang dapat dinikmati oleh pengamat langit.

Mengapa Supermoon tampak lebih besar dan lebih terang?

Walau namanya terdengar dramatis, perubahan ukuran Supermoon sebenarnya tak selalu mudah dikenali oleh mata orang awam.

Namun, para astronom sepakat bahwa Bulan memang terlihat lebih besar dan lebih terang ketika fenomena ini terjadi dibanding Bulan Purnama biasanya.

Waktu terbaik untuk menyaksikan Supermoon adalah ketika Bulan baru terbit di ufuk timur. Pada saat itu, terjadi fenomena optik yang disebut Moon Illusion atau Ilusi Bulan.

Efek ini membuat Bulan tampak lebih besar karena berada dekat dengan objek-objek di garis cakrawala, seperti pepohonan atau bangunan.

Dampak Supermoon terhadap pasang surut air laut

Selain pemandangan yang memukau, Supermoon juga membawa dampak nyata bagi kondisi alam, terutama di wilayah pesisir. Gaya tarik gravitasi Bulan dan Matahari yang saling memperkuat pada momen ini dapat meningkatkan tinggi pasang air laut.

Fenomena ini sering memicu terjadinya Pasang Maksimum atau banjir rob di sejumlah daerah pesisir. Karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) biasanya mengeluarkan peringatan dini untuk masyarakat yang tinggal di daerah rawan terdampak.

Supermoon sendiri bukan fenomena yang langka. Peristiwa ini bisa muncul beberapa kali dalam setahun, tergantung seberapa dekat fase Bulan Purnama bertepatan dengan perigee.

Untuk mengetahui waktu kemunculan berikutnya, masyarakat disarankan mengikuti kalender astronomi atau informasi resmi dari lembaga terkait.

Fenomena Supermoon bukan hanya indah untuk disaksikan, tetapi juga menyimpan aspek ilmiah yang menarik untuk dipahami. Dengan memantau jadwalnya, Anda bisa menikmati salah satu momen paling menakjubkan di langit malam.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |