Nimas Taurina
Kamis, Mei 15, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Gubernur Kalbar Ria Norsan memberikan keterangan pers usai membuka Rapat Koordinasi Pembentukan Koperasi Kelurahan/Desa Merah Putih di Balai Petitih, Pontianak, Kamis (15/5/2025). (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) bersiap menorehkan capaian baru di sektor pertanian dengan merencanakan ekspor 1.000 ton beras premium ke Sarawak, Malaysia. Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus memaksimalkan hasil pertanian di wilayah perbatasan.
Gubernur Kalbar Ria Norsan menegaskan bahwa keberhasilan ini menunjukkan kemampuan daerahnya dalam menghasilkan surplus beras berkualitas tinggi. Ekspor ke Malaysia dijadwalkan akan berlangsung antara Juli hingga Agustus 2025.
“Ekspor ini merupakan bukti keberhasilan Kalbar dalam mencapai surplus beras premium, sekaligus kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan regional di kawasan ASEAN. Kalbar berhasil mencatatkan surplus sekitar 1.400 ton beras premium dan kami siap mengekspor 1.000 ton ke Malaysia pada Juli atau Agustus 2025,” ujar Ria Norsan dalam pernyataan resminya di Pontianak, Kamis (15/5/2025).
Inisiatif ini juga disebut sebagai implementasi langsung dari arahan Presiden RI Prabowo Subianto yang mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat ketahanan pangan sebagai bagian dari strategi nasional.
Menurut Ria Norsan, Kalbar telah menjalankan dua program unggulan di sektor pertanian yang bekerja sama dengan instansi pertahanan dan keamanan. Program pertanian padi dijalankan bersama Kodam XII/Tanjungpura, sementara proyek pengembangan jagung digarap bersama Polda Kalbar.
“Program pertanian padi dilaksanakan bersama Kodam XII/Tanjungpura, sementara pengembangan jagung menjadi tanggung jawab Polda Kalbar. Keduanya telah menunjukkan hasil yang sangat positif,” tuturnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar menunjukkan peningkatan signifikan dalam produksi pertanian. Tahun 2024, total produksi padi Kalbar mencapai 789.291 ton gabah kering giling (GKG), naik dari 700.291 ton pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, dihasilkan sekitar 452.440 ton beras.
Pada Januari hingga Februari 2025 saja, produksi padi sudah mencapai 221.153 ton GKG, setara dengan 132.000 hingga 144.000 ton beras. Pemerintah provinsi menargetkan produksi padi sepanjang 2025 dapat menembus 1 juta ton, untuk menghasilkan sekitar 500.000 ton beras dalam setahun.
“Ini membuktikan Kalbar tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berkontribusi dalam kerja sama pangan lintas negara,” lanjut Ria Norsan.
Tak hanya padi, produksi jagung juga menunjukkan hasil positif. Melalui program ketahanan pangan bersama Polda Kalbar, produksi jagung meningkat hingga tiga kali lipat. Kalbar pun dijadwalkan menggelar panen raya jagung dalam waktu dekat, yang rencananya akan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo.
Capaian Kalbar juga tercermin dari Indeks Ketahanan Pangan (IKP) provinsi tersebut. Pada 2024, IKP Kalbar berada di angka 73,1 persen, masuk dalam kategori “baik dan tahan pangan.” Ini menjadi sinyal kuat bahwa provinsi ini serius dalam membangun fondasi ketahanan pangan jangka panjang.
Gubernur Ria Norsan pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus berperan aktif menjaga keberlanjutan sektor pangan, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, pelaku usaha, hingga masyarakat desa.
“Ketahanan pangan adalah fondasi pembangunan. Kalbar siap menjadi lumbung pangan perbatasan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menembus pasar ekspor,” tegasnya.
Langkah ekspor ini menunjukkan bahwa Kalbar tidak hanya mampu mandiri secara pangan, tetapi juga berpotensi menjadi pemain penting dalam perdagangan pangan regional. Dengan memanfaatkan lokasi geografisnya yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Kalbar siap memperluas peran strategisnya sebagai sentra produksi sekaligus pintu gerbang ekspor komoditas pangan unggulan Indonesia ke pasar ASEAN.