Hammad Hendra
Selasa, Desember 02, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Pendampingan intensif dongkrak kepatuhan pasien HIV di Serang, pemeriksaan viral load jadi kunci. (Dok. RRI) |
PEWARTA.CO.ID — Upaya peningkatan kualitas layanan bagi pasien HIV di Kota Serang mulai menunjukkan hasil positif.
Pendampingan intensif yang dibarengi pemeriksaan viral load rutin membuat semakin banyak penderita HIV lebih disiplin menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) seumur hidup.
Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Kota Serang, Sasa, mengatakan bahwa layanan pendampingan personal dan akses pemeriksaan viral load yang diperkuat dalam beberapa tahun terakhir berhasil meningkatkan kepatuhan pasien.
“Kini sudah cukup banyak pasien yang rutin berobat. Meski masih ada sebagian yang perlu dijangkau langsung, tren kepatuhan meningkat,” ujar Sasa, Senin (1/12/2025).
Pentingnya viral load untuk pantau keberhasilan terapi
Sasa menjelaskan bahwa pemeriksaan viral load tes untuk mengetahui jumlah virus HIV dalam darah merupakan indikator utama keberhasilan terapi ARV.
Viral load yang rendah atau tidak terdeteksi menandakan obat bekerja efektif, sekaligus menurunkan risiko penularan.
Pemeriksaan ini tersedia gratis bagi pasien yang mengambil obat ARV di fasilitas kesehatan.
Prosedurnya pun sederhana: pasien mengambil formulir, melakukan pengambilan sampel darah, kemudian menunggu hasil yang dapat disampaikan pada kunjungan berikutnya atau melalui informasi lebih cepat bila diperlukan.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan pemeriksaan viral load pada bulan ke-6 dan ke-12 setelah memulai ARV, serta minimal satu kali setiap tahun.
Pemeriksaan juga dilakukan bila ada dugaan terapi tidak efektif atau pada kondisi khusus, seperti ibu hamil dengan HIV.
Tantangan: Stigma, rasa takut, dan efek samping obat
Meski kepatuhan meningkat, Sasa mengakui masih ada hambatan yang membuat sebagian pasien enggan datang ke fasilitas kesehatan.
Ketakutan akan stigma, rasa malu, hingga efek samping obat seperti mual, pusing, dan batuk sering menyebabkan mereka berhenti minum ARV.
Untuk itu, tim pendamping terus memberikan edukasi agar pasien memahami bahwa terapi ARV wajib dilakukan seumur hidup dan efek samping dapat ditangani dengan pengawasan tenaga medis.
“Jika mereka paham efek samping dapat ditangani, mereka lebih berani melanjutkan pengobatan. Yang penting jangan berhenti tanpa konsultasi,” tegas Sasa.
Kasus HIV meningkat karena penjangkauan meluas
Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Serang, Usep Khudory, mengatakan peningkatan temuan kasus HIV di Serang sejalan dengan masifnya penjangkauan dan pemeriksaan di berbagai fasilitas layanan kesehatan.
“Temuan di fasilitas kesehatan meningkat. Namun kami lebih khawatir jika pasien putus pengobatan, karena itu bisa membalikkan upaya penanggulangan,” ujar Usep.
Menurutnya, mobilitas pasien serta kekhawatiran terkait kerahasiaan kondisi sering membuat pengobatan terhenti.
Karena itu, penguatan pendampingan dan akses pemeriksaan viral load menjadi langkah penting untuk memastikan pasien tetap terpantau dan mendapatkan terapi sesuai kebutuhan.



















































