PP PERSIS Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Soroti Jasa Besarnya bagi Indonesia

12 hours ago 7

Redaksi Pewarta.co.id

Redaksi Pewarta.co.id

Jumat, November 07, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

PP PERSIS Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Soroti Jasa Besarnya bagi Indonesia
PP PERSIS Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Soroti Jasa Besarnya bagi Indonesia

PEWARTA.CO.ID — Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) secara terbuka mendukung pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.

Organisasi Islam tersebut menilai, Soeharto memiliki rekam jejak pengabdian besar terhadap bangsa dalam upaya mempertahankan kedaulatan hingga memajukan pembangunan nasional.

Ketua Bidang Garapan Siyasah dan Kebijakan Publik PP PERSIS, Muslim Mufti menyampaikan bahwa Soeharto merupakan sosok yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk kepentingan negara.

“Sepanjang hidupnya, pengabdiannya untuk kepentingan bangsa dan negara. Beliau dengan gigih melakukan perjuangan kemerdekaan, di mana Soeharto berperan sebagai perwira militer yang aktif berjuang mempertahankan kedaulatan Indonesia dari tentara Belanda,” katanya, dikutip Jumat (7/11/2025).

Jasa perjuangan Soeharto di masa militer

Muslim menegaskan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pejuang terdahulu. Karena itu PP PERSIS mendukung penuh agar Soeharto mendapat penghargaan tertinggi sebagai pahlawan.

“PP PERSIS sangat mendukung memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Soeharto sebagai Pahlawan Nasional,” imbuhnya.

Menurut Muslim, Soeharto telah mengabdi sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak 5 Oktober 1945, dengan kontribusi nyata dalam sejumlah operasi strategis termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949.

Dalam momen penting tersebut, Soeharto yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel turut memimpin pasukan sektor barat untuk merebut kembali Yogyakarta dari pasukan Belanda.

“Ia berperan krusial dalam mengatur dan melaksanakan strategi militer yang telah direncanakan sesuai dengan instruksi yang diterimanya,” ujarnya.

Selain itu, Soeharto juga memiliki posisi penting saat penumpasan Gerakan 30 September 1965 (G30S) yang kemudian berlanjut pada upaya pemulihan keamanan nasional.

Stabilitas dan pembangunan di era kepemimpinan

Muslim turut menyoroti keberhasilan Soeharto saat duduk sebagai Presiden RI. Salah satunya melalui konsep Trilogi Pembangunan yang menekankan pada stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan hasil pembangunan.

“Beliau dengan meletakkan konsep Trilogi Pembangunan yang menekankan stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan,” ujarnya.

Menurutnya, prinsip kepemimpinan Soeharto yang menitikberatkan pada konsistensi, kedisiplinan, dan kesinambungan kebijakan menjadi kekuatan utama dalam mendorong pembangunan jangka panjang.

“Nilai-nilai seperti disiplin, keberlanjutan kebijakan, dan fokus pada hasil masih relevan diterapkan dalam konteks pembangunan Indonesia,” katanya.

Salah satu program yang diingat hingga kini adalah Inpres Desa Tertinggal (IDT) sebagai bentuk komitmen pengentasan kemiskinan lewat pemberian modal usaha kepada masyarakat kurang mampu.

“Program ini dipandang sebagai upaya yang cukup efektif dalam mengatasi kemiskinan di beberapa daerah, meski pelaksanaannya juga menghadapi tantangan dan kritik terkait koordinasi serta potensi kegagalan di lapangan,” ujarnya.

Dorong ekonomi syariah

Dalam sektor perekonomian, Soeharto juga dinilai berperan penting dalam lahirnya perbankan syariah di Indonesia melalui berdirinya Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di Tanah Air.

Dengan sejumlah catatan prestasi tersebut, PP PERSIS berharap pemerintah mempertimbangkan gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi historis dan pembangunan bangsa.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |