Tanaman Aren, Harta Karun Energi Terbarukan Indonesia untuk Produksi Bioetanol

19 hours ago 6

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, Mei 20, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Tanaman Aren, Harta Karun Energi Terbarukan Indonesia untuk Produksi Bioetanol
Tanaman aren, harta karun energi terbarukan Indonesia untuk produksi bioetanol. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Indonesia ternyata menyimpan potensi besar dalam bidang energi terbarukan melalui pemanfaatan tanaman aren.

Tanaman ini dianggap sebagai "harta karun" yang bisa diolah menjadi bioetanol, bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat dicampur dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) konvensional.

CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menjajaki lebih jauh potensi tanaman aren sebagai sumber utama bioetanol.

Ia menilai bahwa tanaman tersebut memiliki keunggulan dibandingkan bahan baku bioetanol lainnya seperti gula atau jagung.

"Yang menarik adalah, dari data statistik yang diberikan oleh mereka, itu per hektar, per tahunnya, bioetanol yang bisa dihasilkan oleh aren ini, sekitar 4 sampai 5 kali lebih besar dari yang lainnya baik dari gula, dari jagung," kata John dalam acara Coffee Morning yang digelar oleh CNBC Indonesia, dikutip Selasa (20/5/2025).

John juga menyebut bahwa Kementerian Perhutanan telah mengidentifikasi sekitar dua juta hektare lahan di berbagai daerah di Indonesia yang cocok untuk budidaya aren.

Berdasarkan perhitungan kementerian tersebut, jika satu juta hektare lahan ditanami aren secara masif, maka bisa menghasilkan hingga 24 juta kiloliter bioetanol per tahun.

"Jadi kalau punya 1 juta hektar, 24 juta kl. Padahal kebetulan kita sekitar 40 juta kl. Jadi setengahnya udah, ya setengahnya, kalau itu masif, udah gak import lagi tuh. Jadi udah tertutup lah," jelas John.

Sementara itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, memastikan bahwa pasokan bahan baku untuk produksi bioetanol masih terjaga.

Ia menyebutkan bahwa saat ini terdapat tiga industri yang memiliki fasilitas produksi bioetanol fuel grade dengan kapasitas total mencapai 60 ribu kiloliter.

Dari jumlah tersebut, sekitar 30 ribu kiloliter merupakan milik PTPN.

Meski demikian, Mahmudi menilai kapasitas tersebut masih belum dimanfaatkan secara maksimal.

Ia menekankan bahwa kontribusi bioetanol sebagai campuran BBM masih sangat kecil.

"Tidak lebih dari 5%. Potensinya ada, feedstocknya cukup. Nah artinya kalau memang ini bisa kita lakukan tahap awal, oke lah kita selesaikan 60 ribu itu dulu aja lah," katanya dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutip Selasa (20/5/2025).

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |