Tips Ampuh Menyimpan dan Menghangatkan Makanan Sahur Agar Tetap Aman dan Bergizi

3 hours ago 2

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Sabtu, Maret 15, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Tips Ampuh Menyimpan dan Menghangatkan Makanan Sahur Agar Tetap Aman dan Bergizi

Tips Ampuh Menyimpan dan Menghangatkan Makanan Sahur Agar Tetap Aman dan Bergizi. Ilustrasi, (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Menyiapkan makanan sahur sejak malam sebelumnya merupakan solusi praktis bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal padat.

Namun, agar makanan tetap aman dikonsumsi dan kandungan gizinya terjaga, penting untuk memahami cara menyimpan dan menghangatkannya dengan benar.

Ahli gizi Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS. SpGK (K), membagikan panduan untuk menjaga kualitas makanan sahur agar tetap layak dikonsumsi.

Cara menyimpan makanan sahur dengan aman

Agar makanan tetap higienis dan terhindar dari kontaminasi, penyimpanan yang tepat menjadi kunci utama.

Menurut Luciana, makanan sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup yang kedap udara untuk mencegah masuknya bakteri, serangga, atau binatang kecil lainnya.

"Cara terbaik untuk menyimpan makanan agar tetap aman dan higienis, simpan di tempat tertutup dan kedap udara untuk menghindari kontaminasi," kata Luciana ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat.

Jika makanan ingin disimpan di lemari es, pastikan sudah dalam keadaan dingin sebelum dimasukkan.

Menyimpan makanan panas langsung ke dalam kulkas dapat meningkatkan suhu di dalamnya, yang berisiko mempercepat pertumbuhan bakteri.

Selain itu, makanan sebaiknya dibagi dalam porsi kecil agar lebih cepat dingin dan lebih mudah saat dipanaskan kembali.

Hal ini juga membantu menjaga kualitas makanan agar tetap baik.

"Makanan yang disimpan di kulkas sebaiknya tidak lebih dari 4 hari, tergantung jenis makanannya," ujarnya.

Dampak penghangatan ulang terhadap kandungan gizi

Meskipun menghangatkan makanan adalah cara praktis untuk menikmati kembali hidangan yang telah disiapkan sebelumnya, proses ini dapat memengaruhi kandungan gizi dalam makanan.

Beberapa vitamin, terutama yang larut dalam air seperti vitamin C dan B kompleks, bisa berkurang akibat paparan panas yang berlebihan.

"Penghangatan ulang makanan bisa memengaruhi kandungan gizi dalam makanan," ungkap Luciana.

Selain itu, tekstur dan cita rasa makanan juga bisa berubah setelah dipanaskan kembali.

Makanan yang mengandung banyak air, seperti sayuran berkuah, lebih rentan mengalami penurunan kualitas saat dipanaskan berulang kali.

Untuk meminimalkan kehilangan nutrisi, sebaiknya gunakan teknik pemanasan yang tidak terlalu lama atau dengan metode yang lebih lembut, seperti mengukus atau memanaskan dengan api kecil.

Makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan ulang

Tidak semua jenis makanan cocok untuk dipanaskan kembali.

Beberapa makanan yang cepat rusak, seperti ikan dan telur, lebih berisiko mengalami penurunan kualitas nutrisi serta rasa saat dipanaskan kembali.

"Makanan yang mengandung banyak air seperti sup atau sayuran berkuah cenderung lebih mudah mengalami penurunan kualitas dan rasa saat dipanaskan berkali-kali," jelas Luciana.

Sebaliknya, makanan yang lebih padat seperti daging yang sudah dimasak atau nasi cenderung lebih tahan lama dan tetap layak dikonsumsi setelah disimpan beberapa waktu.

Memilih bahan makanan yang lebih stabil akan membantu menjaga keamanan dan kualitas makanan sahur.

Menyimpan dan menghangatkan makanan sahur dengan cara yang benar dapat membantu menjaga kebersihan, keamanan, dan kandungan gizi makanan.

Dengan memastikan makanan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, mendinginkannya sebelum dimasukkan ke dalam kulkas, serta menggunakan metode pemanasan yang tepat, masyarakat dapat menyiapkan makanan sahur yang praktis tanpa mengorbankan kualitasnya.

"Pastikan selalu menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan agar sahur tetap bermanfaat dan menyegarkan tubuh sepanjang hari," pesan Luciana.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |