Redaksi Pewarta.co.id
Jumat, November 21, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
| Viral! Mahasiswa di Sulsel Kelola 41 Dapur MBG, Publik Pertanyakan Aturannya |
PEWARTA.CO.ID — Sosok Yasika Aulia tengah ramai dibicarakan publik setelah unggahan mengenai kiprahnya mengelola 41 dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) beredar luas di media sosial.
Mahasiswa yang juga merupakan putri dari Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Yasir Machmud, itu disebut memiliki jaringan dapur MBG tersebar di berbagai daerah di provinsi tersebut.
Peran Yasika dalam pengelolaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan warganet. Pasalnya, aturan Badan Gizi Nasional (BGN) secara tegas membatasi kepemilikan dapur MBG hanya maksimal 10 unit untuk setiap yayasan. Angka 41 dapur yang dikaitkan dengan Yasika pun langsung memicu diskusi publik.
Dari penelusuran data yayasan, total sebaran dapur MBG yang berada di bawah pengelolaan Yasika mencakup 16 dapur di Kota Makassar, 3 di Parepare, 2 di Kabupaten Gowa, serta 10 dapur baru yang diresmikan di Kabupaten Bone. Jumlah tersebut dianggap tidak lazim mengingat pembatasan yang sudah ditetapkan oleh BGN.
Selain luasnya sebaran dapur, jumlah tenaga kerja yang terlibat juga terbilang besar. Tercatat sekitar 850 orang bekerja di 17 dapur yang aktif beroperasi, dengan rata-rata 50 pekerja di setiap dapur. Program ini disebut telah menjangkau lebih dari 60.000 penerima manfaat, didominasi oleh siswa sekolah.
Pembangunan satu dapur MBG membutuhkan biaya sekitar Rp1,5 miliar, mencakup pembangunan gedung hingga pengadaan peralatan masak. Jika dikalkulasi, nilai total investasi dari 41 dapur tersebut mencapai kurang lebih Rp61,5 miliar.
Tidak hanya soal anggaran, potensi cuan dari operasional MBG juga menjadi perhatian. Dengan rata-rata pelayanan 3.000 siswa per dapur per hari dan estimasi keuntungan Rp2.000 per porsi, dapur MBG aktif dinilai mampu menghasilkan pemasukan hingga sekitar Rp246 juta per hari.
Meski menuai kritik, Yasika tetap menegaskan bahwa tujuan utama keberadaan dapur MBG adalah untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi sekaligus membuka lapangan kerja di wilayah operasional.
“Keberadaan dapur MBG tidak hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi, tetapi juga mendukung pergerakan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi dapur,” ujarnya.
Isu kepemilikan 41 dapur MBG ini masih terus menjadi bahan pembicaraan publik. Banyak pihak menunggu kejelasan dari otoritas terkait mengenai bagaimana pengawasan lembaga, alur pendanaan, hingga kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.



















































