Pewarta Network
Selasa, April 08, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
PEWARTA.CO.ID - Perum Bulog memastikan penyerapan gabah dari petani berjalan optimal dan sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP).
Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto, dalam kegiatan Panen Raya Padi Serentak di Desa Kartoharjo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (7/4/2025).
Kegiatan panen raya ini melibatkan 37 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan total luas panen mencapai 5.500 hektare. Bulog menyatakan bahwa penyerapan gabah tersebut menjadi bagian dari upaya strategis dalam mendukung program swasembada pangan nasional yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto.
"Ini sangat menggembirakan, khususnya di Ngawi ini. Dengan kadar air gabah rata-rata 25 persen, kualitas hasil panen tahun ini dinilai sangat baik. Petani juga mendapatkan harga beli sesuai dengan HPP Rp6.500 per kilogram sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo. Ini pasti nanti rendemenya juga bagus," ujar Sudarsono.
Sudarsono juga menyoroti tren positif penggunaan pupuk organik oleh petani Ngawi. Meski hasil awal belum maksimal, ia optimistis produktivitas akan terus meningkat dalam beberapa musim ke depan.
"Baru di tahun kedua dan seterusnya itu makin subur, produksinya makin tinggi. Nah, ini luar biasa, bisa juga akan menjadi contoh nasional," katanya.
Jawa Timur sendiri dinilai memiliki peran penting dalam rantai pasok pangan nasional. Dari target serapan 593 ribu ton gabah, hingga awal April 2025 telah tercapai 152 ribu ton atau sekitar 25 persen.
"Jawa Timur ini barometer nasional, baik dari sisi produksi maupun penyerapan. Sampai hari ini, dari target 593 ribu ton, sudah terserap 152 ribu ton atau 25 persen. Ini sejalan dengan capaian nasional," tambahnya.
Di sisi lain, Kepala Bulog Wilayah Jawa Timur, Langgeng Wisnu A, memastikan ketersediaan kapasitas gudang tetap terjaga. Jika kapasitas penuh, gabah akan segera didistribusikan ke daerah defisit pangan seperti wilayah Indonesia timur.
"Aman, kami juga disupport oleh kantor pusat untuk memindahkan barang, karena memang kita Jawa Timur kan surplus, kita pindahkan ke daerah-daerah defisit mungkin ke Indonesia Timur," ujar Langgeng.
Bulog juga terus mempermudah proses distribusi hasil panen dari lahan ke jalan utama dengan mendukung biaya angkut dan penggunaan mesin panen modern seperti combine harvester, yang terbukti efektif menjaga kualitas gabah tetap prima.
Kegiatan panen raya ini tak hanya menjadi pencapaian strategis bagi Jawa Timur, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan data 2024, luas panen padi di Jatim mencapai 1.616.985 hektare dengan produktivitas 5,73 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare. Jumlah tersebut menghasilkan sekitar 9.270.435 ton GKG atau setara 5.352.936 ton beras, menempatkan Jatim sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi terbesar terhadap produksi padi nasional, yakni sebesar 17,44 persen.
Acara panen raya serentak ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Dewan Pengawas Perum Bulog Frans BM Dabukke, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Plt Kajati Jatim Setiawan Budi Cahyono, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, serta Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Rachmat.