Bahlil Kaitkan Ajaran Nabi Ibrahim dengan Pertemuan Dasco dan Megawati, Begini Kata Dia

Perkecil teks Perbesar teks

Bahlil menyinggung pertemuan Dasco dan Megawati layaknya ajaran Nabi Ibrahim. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID — Pertemuan antara Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, dan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjadi sorotan publik dan menuai berbagai respons politik.

Salah satu tanggapan datang dari Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang menilai pertemuan tersebut sebagai bentuk silaturahmi yang patut diteladani.

Dalam keterangannya di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Jumat (6/6/2025), Bahlil menilai pertemuan Dasco dan Megawati tersebut sangat selaras dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim, apalagi berlangsung menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H.

“Sebenarnya begini, tadi kalau kita melihat dari makna hari raya Idul Adha, Nabi Ibrahim itu kan salah satu di antaranya menjalankan silaturahmi,” kata Bahlil.

Bahlil menegaskan bahwa momen berkumpul, berbincang, dan makan bersama bukanlah sesuatu yang patut dipertanyakan secara politis. Menurutnya, pertemuan seperti itu justru merupakan amalan yang diajarkan dalam ajaran Islam.

“Makan bersama, duduk bersama, minum bersama, itu memang diajarkan dan disunnahkan bahkan diperintahkan, jadi gak ada yang salah, gak ada yang salah,” tambahnya.

Momen pertemuan Dasco dan Megawati itu diketahui publik setelah Dasco mengunggahnya melalui akun Instagram pribadinya, @sufmi_dasco, pada Kamis (5/6/2025).

Dalam unggahannya, Dasco menyebut dirinya mendapatkan banyak pandangan dan masukan dari Megawati yang berguna untuk mendukung jalannya pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Diterima Langsung Oleh Presiden Indonesia ke-5 Ibu Megawati Soekarnoputri di Kediamannya beberapa hari lalu. Saya mendapatkan wejangan dan masukan demi kepentingan bangsa dan negara saat ini di bawah kepemimpinan Pak Prabowo,” tulis Dasco dalam keterangan unggahan foto tersebut.

Pertemuan yang berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, disebut sebagai bagian dari upaya menjalin komunikasi lintas partai dan tokoh nasional demi memperkuat persatuan serta stabilitas politik nasional pasca pemilu.

Pernyataan Bahlil juga menjadi sinyal bahwa elite politik tanah air saat ini mencoba mendorong narasi rekonsiliasi dan kebersamaan, dibanding mempertajam perbedaan.

Ia menekankan bahwa dalam momen-momen penting keagamaan seperti Idul Adha, semangat silaturahmi seharusnya dijadikan pedoman dalam membangun komunikasi, termasuk antar tokoh partai.