Hammad Hendra
Rabu, April 09, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Deteksi dini penyakit jantung koroner: Upaya menyeluruh dari Cardiovascular Center Mayapada Hospital. Ilustrasi ( Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia.
Kondisi ini terjadi ketika arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung menyempit akibat penumpukan plak atau aterosklerosis.
Penyempitan ini mengganggu aliran darah, berisiko menyebabkan serangan jantung dan komplikasi serius lainnya.
Gaya hidup modern yang kurang sehat menjadi salah satu penyebab utama munculnya PJK.
Pola makan tinggi lemak, kurang olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, serta penyakit seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan obesitas merupakan faktor-faktor risiko yang tidak bisa diabaikan.
Pentingnya deteksi dini dan skrining komprehensif
Gejala awal PJK kerap kali tidak kentara. Beberapa pasien mungkin hanya merasakan ketidaknyamanan di dada, mudah lelah, atau sesak napas saat beraktivitas.
Karena itulah, deteksi dini menjadi kunci penting dalam mencegah komplikasi berat di kemudian hari.
Mayapada Hospital melalui Cardiovascular Center menyediakan layanan menyeluruh untuk jantung, dari tahap skrining hingga rehabilitasi.
Seluruh unit rumah sakit Mayapada, termasuk yang berada di Ibu Kota Nusantara, telah dilengkapi dengan fasilitas medis terkini dan tim spesialis yang mumpuni.
dr. Bagus Putra Dharma Khrisna, Sp.JP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Mayapada Hospital Nusantara menegaskan pentingnya skrining untuk orang dewasa berusia 40 tahun ke atas, terutama bagi mereka dengan riwayat keluarga pengidap penyakit jantung atau memiliki faktor risiko lainnya.
“Dengan skrining jantung kita bisa segera mendeteksi penyakit jantung lebih awal, bahkan ketika gejalanya belum terlihat. Ini memungkinkan untuk dilakukan penanganan dan pengobatan yang lebih cepat dan efektif, sehingga peluang kesembuhan lebih tinggi dan mencegah komplikasi lain seperti serangan jantung dan stroke,” jelas dr. Bagus.
Metode skrining yang digunakan
Proses skrining melibatkan pemeriksaan dasar seperti cek gula darah, kolesterol, rekam jantung (EKG), dan treadmill test.
Selain itu, digunakan juga teknologi seperti Ekokardiografi (USG jantung), yang memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menilai fungsi dan struktur jantung.
Teknologi pencitraan lainnya yang digunakan termasuk CT Scan Jantung untuk menilai kondisi arteri koroner secara non-invasif, serta CT Calcium Score untuk mengukur jumlah plak yang mengeras dalam arteri.
Semakin tinggi skor, semakin besar risiko terjadinya PJK.
Langkah diagnostik lanjutan dan tindakan intervensi
Apabila hasil skrining menunjukkan indikasi kuat PJK, prosedur kateterisasi jantung atau Coronary Angiography (CAG) menjadi langkah selanjutnya untuk memastikan diagnosis.
dr. Samuel Sudanawidjaja, Sp.JP, FIHA, FSCAI, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi di Mayapada Hospital Surabaya menjelaskan:
“Tindakan CAG adalah pemeriksaan yang minimal invasif menggunakan x-ray dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah tepi, seperti di tangan atau pangkal paha untuk melihat seberapa berat penyumbatan pembuluh arteri koroner yang terjadi.
Tindakan CAG ini masih menjadi golden standard untuk menegakkan diagnosa penyakit jantung koroner.
Jika hasil CAG baik, maka tidak perlu tindakan lebih lanjut,” ujar dr. Samuel.
Namun, jika penyumbatan mencapai lebih dari 70 persen, maka intervensi lanjutan seperti Percutaneous Coronary Intervention (PCI) diperlukan.
“Prosedur intervensi ini melibatkan pemasangan balon dan stent untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner yang tersumbat, sehingga aliran darah dapat kembali normal,” tambah dr. Samuel.
Dalam beberapa kasus, ketika penyumbatan terjadi di banyak titik, prosedur Coronary Artery Bypass Graft (CABG) atau yang dikenal dengan operasi bypass jantung diperlukan.
Pilihan prosedur bedah dan keahlian tim medis
Dr. dr. Yan Efrata Sembiring, Sp.B, Sp.BTKV, Subsp VE (K), Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular Konsultan Vaskular dan Endovaskular di Mayapada Hospital Surabaya menyampaikan bahwa operasi bypass dilakukan untuk menciptakan rute baru bagi aliran darah agar bisa melewati arteri yang tersumbat.
"Bypass jantung dilakukan untuk membuat ‘jalan baru’ di sekitar pembuluh darah jantung yang menyempit atau tersumbat agar aliran darah kembali lancar sehingga otot jantung tetap mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi. Bypass jantung dilakukan dengan mengambil salah satu pembuluh darah arteri di bawah tulang dada atau pembuluh darah arteri radialis di tangan, atau pembuluh darah vena di bagian kaki kanan atau kiri kemudian dihubungkan dengan bagian luar pembuluh darah arteri yang tersumbat di jantung.”
Mayapada Hospital juga menguasai berbagai teknik bypass, mulai dari On Pump CABG yang menggunakan mesin jantung-paru, Off-pump CABG tanpa mesin, hingga MICS (Minimally Invasive Coronary Artery Bypass Grafting) dengan sayatan minimal untuk pemulihan lebih cepat.
Layanan terintegrasi dan digitalisasi pelayanan
Selain tindakan medis langsung, Mayapada Hospital melalui Cardiovascular Center juga menangani kasus jantung kompleks lainnya seperti penggantian katup jantung secara minimal invasif, pengobatan aneurisma aorta, Bentall Procedure, hingga bedah jantung bawaan untuk anak-anak seperti Tetralogi of Fallot, ASD, dan VSD.
Seluruh layanan kini juga dapat diakses melalui aplikasi MyCare, yang memungkinkan pasien menjadwalkan pemeriksaan, konsultasi langsung atau virtual, dan layanan darurat dengan lebih cepat.
MyCare juga terintegrasi dengan berbagai metode pembayaran dan menawarkan reward point bagi pengguna baru yang bisa digunakan untuk potongan harga berbagai layanan.