Diskon Listrik Dihentikan, Inflasi DIY Melonjak di Maret 2025

1 week ago 19

Pewarta Network

Pewarta Network

Rabu, April 09, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Diskon Listrik Dihentikan, Inflasi DIY Melonjak di Maret 2025
Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (21/12/2020). (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat mengalami lonjakan signifikan pada Maret 2025, mencapai 1,25 persen secara bulanan (month to month/mtm). Salah satu penyebab utamanya adalah berakhirnya program diskon tarif listrik yang sebelumnya diberlakukan oleh pemerintah melalui PT PLN (Persero).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Ibrahim, menjelaskan bahwa lonjakan inflasi terutama terlihat pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT). Hal ini dipicu oleh normalisasi tarif listrik yang sebelumnya sempat didiskon selama Januari hingga Februari 2025.

"Diskon 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 2.200 VA tidak lagi diberlakukan pada Maret, sehingga tarif kembali normal," ujar Ibrahim dalam keterangannya di Yogyakarta, Rabu (9/4/2025).

Ibrahim memaparkan bahwa dampak normalisasi tarif listrik dirasakan oleh dua jenis pelanggan. Untuk pelanggan prabayar, token listrik yang dibeli pada Maret sudah tidak lagi mendapatkan potongan harga. Sementara pelanggan pascabayar mulai merasakan kenaikan tarif melalui tagihan bulan Maret yang mencerminkan pemakaian listrik bulan Februari.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan (year on year/yoy) DIY berada di angka 0,52 persen. Kota Yogyakarta mencatat inflasi bulanan sebesar 1,29 persen, disusul Kabupaten Gunungkidul dengan 1,24 persen.

Selain faktor listrik, inflasi juga terdorong oleh kenaikan harga sejumlah barang menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1446 H. Komoditas yang menyumbang inflasi antara lain emas perhiasan, bawang merah, dan cabai rawit.

Namun demikian, tekanan dari sektor pangan sedikit teredam berkat deflasi pada beberapa sayuran seperti buncis, tomat, dan kacang panjang.

Meski terjadi lonjakan pada Maret, Bank Indonesia tetap optimistis inflasi di DIY akan tetap dalam batas aman sesuai target nasional 2,5 ±1 persen sepanjang 2025. Ibrahim menegaskan, pihaknya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan langkah-langkah strategis untuk menekan inflasi.

"Kami juga mendukung inisiasi pembentukan sistem logistik daerah oleh PT Taru Martani dan mendorong penguatan kerja sama antar daerah untuk menjamin kelancaran pasokan," imbuhnya.

Selain itu, berbagai program pengendalian seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan program MRANTASI terus digalakkan guna menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |