Ekspor Melonjak, PT Bukit Asam Catat Lonjakan Pendapatan hingga 30 Persen

2 days ago 15

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Senin, April 14, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Ekspor Melonjak, PT Bukit Asam Catat Lonjakan Pendapatan hingga 30 persen
Ekspor melonjak, PT Bukit Asam catat lonjakan pendapatan hingga 30%. (Dok. PTBA)

PEWARTA.CO.ID - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang impresif sepanjang tahun 2024.

Pendapatan perusahaan tambang batu bara milik negara ini mencapai Rp 42,76 triliun, meningkat 11% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Kinerja positif tersebut turut mendorong perolehan laba bersih sebesar Rp 5,1 triliun dan EBITDA sebesar Rp 8,3 triliun.

Sementara itu, total aset PTBA hingga 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 41,79 triliun, tumbuh 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengungkapkan bahwa peningkatan pendapatan terutama disumbang oleh volume ekspor yang naik signifikan.

Penjualan ke pasar internasional mencapai 20,26 juta ton, atau melonjak 30% secara tahunan.

Di saat yang sama, penjualan domestik juga mengalami kenaikan sebesar 6% menjadi 22,64 juta ton.

"Total penjualan pada 2024 mencapai 42,89 juta ton atau tumbuh 16% secara tahunan," ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Westin Jakarta, Senin (14/4/2025).

Arsal menjelaskan bahwa meskipun pasar dalam negeri masih menjadi kontributor utama penjualan batu bara PTBA, porsi ekspor terus menunjukkan tren peningkatan.

Saat ini, komposisi penjualan terdiri dari 53% pasar domestik dan 47% ekspor.

Selain dari sisi penjualan, PTBA juga mencatat peningkatan belanja modal (capital expenditure/capex) yang signifikan.

Sepanjang tahun 2024, capex perusahaan mencapai Rp 2,35 triliun, tumbuh 17% dibanding tahun sebelumnya.

Dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan bisnis, termasuk proyek angkutan batu bara jalur Tanjung Enim–Keramasan.

"Belanja modal ini terutama untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim-Keramasan," imbuhnya.

Meski berhasil membukukan kinerja positif, Arsal mengakui perusahaan masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dari sisi harga komoditas yang mengalami penurunan.

Indeks harga batu bara ICI-3 mengalami koreksi sebesar 12% yoy dari US$ 84,76 per ton di tahun 2023 menjadi US$ 74,19 per ton pada 2024.

Sementara itu, indeks harga batu bara Newcastle juga terkoreksi 22% menjadi US$ 134,85 per ton dari sebelumnya US$ 172,79 per ton.

"PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik," sebutnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya efisiensi di setiap lini operasional perusahaan.

PTBA menerapkan strategi cost leadership secara konsisten, termasuk dalam hal pengendalian nisbah kupas (stripping ratio), yang pada tahun 2024 tercatat sebesar 6,23x lebih rendah dari target tahun tersebut sebesar 6,44x.

"Cost leadership ini tergambar dari pengendalian nisbah kupas (stripping ratio) yang pada 2024 sebesar 6,23x.

Nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44x," pungkasnya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |