Pewarta Network
Kamis, April 10, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi - Ibu hamil konsumsi makanan yang aman selama masa kehamilan. (Dok Google Image). |
PEWARTA.CO.ID - Masa kehamilan merupakan periode krusial yang menentukan tumbuh kembang bayi, dan salah satu faktor utama yang berperan besar adalah pola makan ibu. Tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan ibu hamil, makanan yang dikonsumsi juga menjadi sumber utama nutrisi bagi janin di dalam kandungan.
Meski begitu, tidak semua makanan yang terlihat sehat aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Oleh karena itu, penting bagi calon ibu untuk memahami mana makanan yang disarankan, dan mana yang sebaiknya dihindari.
"Makanan sehat penting untuk memastikan perkembangan janin serta bumil yang sehat. Tidak perlu diet khusus, yang anda perlukan hanyalah memastikan makanan yang lengkap dan kaya gizi. Meskipun ibu hamil akan merasa lebih mudah lapar namun tidak perlu menambah porsi makanan seolah-olah memberi makan dua orang (ibu dan janin)," jelas dr. Manggala Pasca Wardhana, SpOG(K), spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Dr. Soetomo Surabaya.
Dr. Manggala merekomendasikan agar makanan utama ibu hamil terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, kentang, dan pasta yang dapat memberikan energi tanpa menambah kalori berlebihan. Sayur dan buah juga menjadi komponen wajib, karena mengandung serat, vitamin, dan mineral yang membantu pencernaan dan mengurangi sembelit.
Selain itu, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menekankan pentingnya beberapa nutrisi utama seperti:
-
Asam folat untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin, bisa didapat dari sayuran hijau, kacang-kacangan, jeruk, roti dan sereal fortifikasi.
-
Kalsium untuk perkembangan tulang dan gigi bayi. Jika kurang, tubuh ibu akan “mengambil” kalsium dari tulangnya.
-
Zat besi untuk produksi darah ekstra selama kehamilan. Ibu hamil memerlukan 27 mg zat besi per hari.
-
Vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi, misalnya dengan minum jus jeruk saat makan sereal.
-
Protein yang berperan dalam pembentukan otak dan organ bayi, bisa diperoleh dari daging, telur, tahu, tempe, dan ikan yang dimasak matang.
Selama dua trimester pertama, tambahan kalori belum terlalu dibutuhkan. Baru pada trimester akhir, ibu hamil disarankan menambah sekitar 200 kalori per hari setara dua lembar roti.
"Konsumsi diet rendah lemak dan jangan terlalu banyak meningkatkan kalori yang dikonsumsi. Hindari atau kurangi sebisa mungkin minuman yang terlalu manis dengan banyak gula dan beberapa makanan manis atau tinggi lemak lainnya (coklat, es krim, pudding, kue dan sejenisnya) karena dapat meningkatkan berat badan berlebihan," imbuh Manggala.
Tidak semua makanan bergizi aman untuk ibu hamil. Berikut ini jenis-jenis makanan yang perlu dibatasi atau dihindari demi kesehatan ibu dan janin:
-
Pemanis Buatan
Hindari sakarin karena bisa menembus plasenta dan tertinggal di jaringan janin. -
Kafein
Batasi konsumsi hingga 200 mg per hari (sekitar dua cangkir kopi). Kafein berlebih dikaitkan dengan risiko keguguran dan berat lahir rendah. -
Produk Susu Mentah atau Tidak Dipasteurisasi
Berisiko mengandung bakteri berbahaya seperti listeria dan toksoplasma. -
Telur Mentah
Jangan konsumsi makanan dengan telur mentah seperti saus salad atau adonan kue mentah karena dapat menyebabkan infeksi. -
Daging Mentah atau Setengah Matang
Risiko kontaminasi toksoplasma tinggi. Daging olahan dingin harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum dimakan. -
Seafood Tertentu
Batasi konsumsi ikan berminyak seperti salmon atau makarel maksimal dua kali seminggu. Hindari ikan bermerkuri tinggi seperti hiu, tuna besar, dan todak. -
Sayur dan Buah yang Tidak Dicuci
Selalu cuci bersih untuk menghindari kontaminasi parasit atau pestisida.
"Jangan lupa untuk selalu membersihkan peralatan makan dan juga mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memegang makanan untuk menghindari kontaminasi kuman yang berbahaya baik bagi Ibu maupun Janin,” tutup dr. Manggala.