Nimas Taurina
Sabtu, Mei 03, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi - Pemberian vaksin DPT pada anak. (Dok. Alodokter.com). |
PEWARTA.CO.ID - Imunisasi DPT menjadi salah satu langkah penting dalam melindungi anak dari tiga penyakit serius sekaligus: difteri, pertusis, dan tetanus. Ketiganya disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat mengakibatkan komplikasi berat, bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Karena tingkat bahayanya yang tinggi, vaksin DPT kini masuk dalam daftar imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan sebelum anak berusia satu tahun.
Apa itu imunisasi DPT?
Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi yang diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit menular berbahaya:
-
Difteri: Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae, penyakit ini menyerang tenggorokan dan saluran pernapasan atas. Salah satu gejala khasnya adalah munculnya lapisan abu-abu tebal di tenggorokan yang bisa menutup jalan napas.
-
Pertusis (batuk rejan): Infeksi akibat bakteri Bordetella pertussis ini menimbulkan batuk yang parah, disertai lendir berlebih, hingga menyebabkan kesulitan bernapas. Jika tidak segera diobati, bisa berujung pada komplikasi serius seperti pneumonia atau bahkan kematian.
-
Tetanus: Bakteri Clostridium tetani penyebab tetanus biasanya masuk melalui luka terbuka. Begitu menginfeksi, bakteri ini menyerang sistem saraf dan menyebabkan kejang otot yang menyakitkan, bahkan bisa mengganggu pernapasan dan menyebabkan kematian.
Manfaat imunisasi DPT
Pemberian vaksin DPT bertujuan untuk membentuk antibodi yang dapat melawan ketiga penyakit tersebut. Anak yang mendapatkan vaksin ini tidak hanya terlindungi secara optimal, tetapi jika pun terkena infeksi, gejalanya akan jauh lebih ringan dibanding anak yang belum diimunisasi.
Vaksin ini juga membantu membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga penyebaran penyakit dapat ditekan di lingkungan sekitar anak.
Jadwal imunisasi DPT sesuai rekomendasi IDAI
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan jadwal imunisasi DPT yang harus dipenuhi anak sejak dini, yaitu:
-
Dosis 1–3 diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan atau bisa juga 2, 4, dan 6 bulan, dengan masing-masing dosis sebanyak 0,5 ml.
-
Booster pertama (dosis ke- 4) diberikan saat anak berusia 18 bulan.
-
Booster kedua (dosis ke- 5) diberikan ketika anak menginjak usia 5–7 tahun.
-
Booster lanjutan bisa diberikan saat anak berusia 10–18 tahun dan selanjutnya setiap 10 tahun sekali, khususnya untuk vaksin difteri dan tetanus.
Jika anak sedang sakit, pelaksanaan imunisasi dapat ditunda hingga kondisi kesehatannya membaik. Namun, apabila ada jadwal yang terlewat, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk mengejar dosis yang tertunda.
Efek samping imunisasi DPT
Seperti vaksin lainnya, imunisasi DPT juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, namun sebagian besar bersifat ringan dan tidak berbahaya. Reaksi yang umum terjadi meliputi:
-
Rasa nyeri dan bengkak di area suntikan
-
Demam ringan
-
Anak menjadi lebih rewel
-
Penurunan nafsu makan
Untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut, Anda bisa mengompres area suntikan dengan kain dingin dan memberikan obat penurun panas jika dibutuhkan. Hindari memakaikan pakaian tebal karena bisa memerangkap panas tubuh anak dan memperparah demam.
Pada kasus yang sangat jarang, vaksin DPT bisa memicu reaksi alergi serius seperti:
-
Demam tinggi yang tak kunjung reda
-
Bengkak pada wajah atau leher
-
Kejang
-
Penurunan kesadaran
Jika anak mengalami gejala tersebut, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat agar mendapatkan penanganan medis secepatnya.
Meskipun mungkin menimbulkan reaksi sementara, manfaat imunisasi DPT jauh lebih besar daripada risikonya. Vaksin ini tidak hanya melindungi anak dari bahaya penyakit menular, tetapi juga menjadi upaya preventif dalam menjaga kesehatan masyarakat luas.
Sebelum melakukan imunisasi, Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter, terutama bila anak memiliki riwayat alergi atau kondisi medis tertentu yang mungkin membutuhkan perhatian khusus.