Ketegangan Dagang Trump Picu Kekhawatiran, Eropa Kembali Melirik Gas Rusia

1 day ago 13

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Selasa, April 15, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Ketegangan Dagang Trump Picu Kekhawatiran, Eropa Kembali Melirik Gas Rusia
Ketegangan dagang Trump picu kekhawatiran, Eropa kembali menegaskan melirik gas Rusia. (Dok.  REUTERS/LISI NIESNER)

PEWARTA.CO.ID - Konflik dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang dipicu oleh kebijakan Presiden Donald Trump telah memunculkan dilema baru bagi negara-negara Uni Eropa dalam hal keamanan energi.

Padahal, AS sebelumnya sempat menjadi penyelamat bagi Eropa saat krisis energi melanda pada 2022-2023 akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut laporan Reuters pada Senin (14/4/2025), ketergantungan Eropa terhadap gas alam cair (LNG) asal AS telah menjadi solusi jangka pendek ketika pasokan dari Rusia terganggu.

Namun, kini kekhawatiran mulai tumbuh lantaran Trump menggunakan sektor energi sebagai alat negosiasi dalam konflik dagang, yang justru berpotensi memperlemah posisi Eropa.

Dalam situasi ini, muncul wacana dari para pelaku industri energi besar di Eropa untuk kembali mempertimbangkan impor gas dari Rusia, termasuk dari Gazprom, perusahaan energi milik negara Rusia.

Padahal sebelumnya, Eropa telah menyatakan komitmen untuk menghentikan impor energi Rusia paling lambat tahun 2027 sebagai respons atas agresi militer Moskow.

Pilihan Eropa semakin sempit. Negosiasi dengan Qatar terkait suplai LNG tak menunjukkan kemajuan berarti.

Di sisi lain, transisi menuju energi terbarukan berjalan lebih lambat dari yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan pasokan.

"Jika ada perdamaian yang wajar di Ukraina, kita dapat kembali ke aliran 60 miliar meter kubik, mungkin 70, per tahun, termasuk LNG," kata Didier Holleaux, wakil presiden eksekutif Engie, kepada Reuters.

Perusahaan energi asal Prancis itu sebelumnya merupakan salah satu pelanggan terbesar Gazprom.

Holleaux menjelaskan bahwa Rusia tetap dapat berkontribusi pada sekitar 20-25% kebutuhan gas Eropa, meskipun angka itu jauh di bawah 40% sebelum perang.

Peringatan serupa juga datang dari Patrick Pouyanne, CEO TotalEnergies. Ia mengingatkan pentingnya diversifikasi sumber energi agar Eropa tidak terlalu bergantung pada satu negara.

"Kita perlu melakukan diversifikasi, banyak rute, tidak terlalu bergantung pada satu atau dua," ujar Pouyanne. Ia menambahkan, "Eropa tidak akan pernah kembali mengimpor 150 miliar meter kubik dari Rusia seperti sebelum perang ... tetapi saya berani bertaruh mungkin 70 bcm."

Statistik terbaru menunjukkan bahwa pada tahun lalu, AS menyumbang 16,7% dari total impor gas Uni Eropa, di bawah Norwegia (33,6%) dan Rusia (18,8%).

Namun angka Rusia diperkirakan akan turun drastis di bawah 10% tahun ini, menyusul ditutupnya jaringan pipa oleh Ukraina.

Kini, pasokan Rusia yang tersisa kebanyakan berasal dari LNG yang dikirim Novatek, perusahaan swasta asal Rusia.

Kondisi ini tak lepas dari tekanan politik dan ekonomi dari Trump yang ingin Uni Eropa menyeimbangkan neraca perdagangannya dengan AS.

"Yang pasti, kita akan membutuhkan lebih banyak LNG," kata Komisaris Perdagangan UE Maros Sefcovic pekan lalu.

Namun, sejumlah analis menilai, ketergantungan pada gas AS menyimpan risiko geopolitik tersendiri.

Tatiana Mitrova dari Columbia University menyebut, "Semakin sulit untuk menganggap LNG AS sebagai komoditas netral: pada titik tertentu, LNG AS mungkin menjadi alat geopolitik."

Potensi perang dagang yang semakin panas menimbulkan kekhawatiran bahwa AS bisa saja membatasi ekspor LNG sebagai bentuk tekanan politik.

Arne Lohmann Rasmussen dari Global Risk Management menyebut kemungkinan tersebut meski kecil tetap ada.

Seorang diplomat Uni Eropa yang tak ingin disebutkan namanya juga menyampaikan pandangan senada.

Ia menyatakan tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa energi akan dijadikan instrumen pengaruh.

Warren Patterson dari ING turut memperingatkan bahwa jika harga gas domestik di AS melonjak disebabkan oleh permintaan dari industri dan teknologi AI pemerintah AS dapat menahan ekspor LNG ke pasar luar negeri, termasuk ke Eropa.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |