Presiden Prabowo Kritik Dominasi Negara kuat dalam diplomasi global di Forum Antalya 2025.

6 days ago 22

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Sabtu, April 12, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Presiden Prabowo kritik dominasi negara kuat dalam diplomasi global di Forum Antalya 2025.
Presiden Prabowo Subianto memberi salam sebelum meninggalkan Ankara untuk melanjutkan perjalanan menuju Kota Antalya di Bandara Internasional Esenboga, Ankara, Turki, Jumat (11/4/2025). (Dok. ANTARA)

PEWARTA-CO.ID - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pandangannya yang kritis terhadap kondisi diplomasi internasional saat ini dalam pertemuan Antalya Diplomacy Forum 2025 yang berlangsung di Turki, Jumat (11/42025).

Dalam forum yang berlangsung secara daring dan disaksikan dari Jakarta, Prabowo menilai arah diplomasi global kian dikendalikan oleh negara-negara besar yang kuat.

“Terus terang saja, saya cenderung sedikit pesimistis terhadap keberhasilan diplomasi saat ini. Namun, saya sadar bahwa kita tidak boleh menyerah pada diplomasi,” tegas Prabowo dalam pidatonya di forum bertajuk Mengembalikan Diplomasi di Dunia yang Terfragmentasi.

Dalam pidatonya, Prabowo mengutip sejarawan Yunani kuno, Thukidides, yang menggambarkan kenyataan keras dalam hubungan internasional: "yang kuat akan melakukan apa yang mereka bisa, dan yang lemah akan menderita apa yang harus mereka derita".

Ia menilai kutipan tersebut kini kembali relevan di tengah mencuatnya kembali politik kekuasaan dan menurunnya pengaruh sistem internasional berbasis hukum yang dibangun setelah Perang Dunia II.

Presiden menyampaikan keprihatinannya atas kenyataan bahwa negara-negara di belahan bumi selatan termasuk Indonesia masih berpegang pada nilai-nilai demokrasi, kebebasan berpendapat, dan supremasi hukum, sementara banyak negara lainnya kini terlihat mulai mengabaikan prinsip-prinsip tersebut.

“Kita menyaksikan anak-anak, perempuan, dan pria tak bersenjata dibantai di depan mata dunia. Dan dunia hanya menonton,” ujarnya dengan nada prihatin.

Walaupun menyuarakan pesimisme, Prabowo menekankan bahwa jalur diplomasi tetap penting untuk ditempuh.

Namun, ia juga mengakui adanya kecenderungan banyak negara untuk mulai bersiap menghadapi skenario terburuk dalam hubungan internasional.

“Kita harus tetap menempuh jalur diplomasi. Akan tetapi, saat ini banyak negara juga mulai menilai ulang dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk,” kata Presiden.

Forum Antalya sendiri merupakan wadah diskusi tingkat tinggi yang mempertemukan para pemimpin dunia guna membahas tantangan dan peluang kolaborasi di tengah dinamika global.

Pertama kali diadakan pada 2021, forum ini kini menjadi ajang tahunan rutin yang diselenggarakan pemerintah Turki.

Pada gelaran tahun ini, berbagai isu strategis menjadi sorotan utama, termasuk krisis kemanusiaan di Gaza akibat agresi militer Israel, konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, ketegangan geopolitik dan geoekonomi global, serta persoalan keamanan dan perubahan iklim.

Partisipasi Prabowo dalam forum ini menjadi agenda penutup dalam kunjungannya ke Turki, menandai komitmen Indonesia untuk tetap aktif dalam percaturan diplomasi global, meski tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan keras.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |