Hammad Hendra
Minggu, April 06, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi bisnis. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Di tengah fluktuasi ekonomi global yang sulit diprediksi, manajemen keuangan yang cermat menjadi salah satu fondasi utama bagi kelangsungan bisnis, terlebih bagi pelaku usaha pemula.
Mengatur keuangan bukan hanya soal mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi juga tentang perencanaan jangka panjang dan kesiapan menghadapi risiko.
Sembilan strategi keuangan agar bisnis tetap bertahan dan berkembang
Melansir dari Forbes.com, Selasa (7/1/2025), berikut sembilan strategi keuangan yang dapat diterapkan pengusaha agar bisnisnya tetap bertahan dan berkembang:
1. Evaluasi anggaran dan arus kas secara konsisten
Memantau anggaran dan aliran kas secara berkala menjadi langkah awal yang krusial.
Proses ini harus dilakukan secara dinamis, bukan sekadar tahunan.
Dengan memperbarui perencanaan keuangan secara teratur, pelaku usaha dapat mengantisipasi perubahan dalam kebutuhan operasional maupun tren pasar, serta mengambil tindakan cepat jika ada tekanan terhadap arus kas.
2. Diversifikasi sumber pendapatan
Mengandalkan satu sumber pendapatan membuat bisnis lebih rentan terhadap guncangan pasar.
Maka, penting bagi pemilik usaha untuk mencari alternatif pemasukan baik dari produk, layanan, atau segmen pasar baru.
Langkah ini bisa membantu menyebar risiko dan menjaga kestabilan finansial.
3. Siapkan dana darurat
Tidak ada yang bisa memprediksi kapan krisis terjadi.
Oleh karena itu, penting memiliki cadangan dana darurat yang cukup untuk menutupi biaya operasional selama tiga hingga enam bulan.
Selain itu, opsi kredit juga perlu disiapkan sebagai penopang jika terjadi kekurangan kas mendadak.
4. Pastikan kredit yang memadai
Mengakses jalur kredit yang fleksibel dan memadai dapat menjadi penyelamat saat arus kas terganggu.
Idealnya, dana dari kredit tersebut mampu mencakup setidaknya dua bulan biaya operasional, sehingga perusahaan tetap dapat berjalan tanpa hambatan besar.
5. Audit pengeluaran rutin
Kebocoran keuangan bisa saja terjadi tanpa disadari, terutama dari pengeluaran yang tidak esensial.
Melakukan audit secara rutin dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi biaya-biaya yang tidak memberikan nilai tambah, termasuk langganan layanan yang tak lagi relevan.
6. Bangun hubungan yang kuat dengan tim
Sumber daya manusia adalah aset penting dalam bisnis.
Dengan menjalin komunikasi terbuka dan membangun kepercayaan, pemilik usaha dapat menciptakan tim yang solid dan tahan banting dalam menghadapi masa-masa sulit.
Menurut Forbes, “Tim yang solid bisa lebih tangguh menghadapi tantangan daripada individu. Bersikap transparan dan optimis dapat memperkuat hubungan tim, yang pada gilirannya membantu bisnis tetap berjalan saat masa sulit.”
7. Latih karyawan untuk menguasai berbagai peran
Dalam era kerja fleksibel, karyawan yang memiliki kemampuan lintas fungsi akan menjadi aset berharga.
Pelatihan silang ini meningkatkan efisiensi dan memungkinkan staf saling menggantikan saat dibutuhkan.
Hal ini menjadi penting terutama bagi bisnis skala kecil yang perlu memaksimalkan sumber dayanya.
8. Manfaatkan keahlian profesional keuangan
Kolaborasi dengan akuntan dan bankir berpengalaman dapat membawa banyak manfaat.
Mereka tidak hanya membantu meninjau laporan keuangan, tetapi juga bisa memberikan saran strategis untuk efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan.
“Mereka dapat memberikan wawasan yang berharga tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi biaya, mencari peluang pendapatan baru, serta menilai kinerja keuangan perusahaan,” tulis Forbes.
9. Terus berinovasi dan adaptif
Kemampuan untuk terus berkembang dan berinovasi menjadi pembeda antara bisnis yang stagnan dan yang melesat.
Terbuka terhadap ide-ide segar serta tidak ragu merekrut orang-orang dengan perspektif berbeda akan memperkaya kreativitas perusahaan.