Hammad Hendra
Sabtu, Maret 29, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Ilustrasi. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Menjelang perayaan Idulfitri, pengeluaran masyarakat cenderung meningkat secara signifikan.
Meski mendapat tambahan pemasukan dari Tunjangan Hari Raya (THR), banyak orang tetap merasa kesulitan dalam mengelola keuangan mereka dengan bijak.
Agar tidak mengalami kesulitan finansial setelah Lebaran, penting untuk menyusun strategi pengelolaan keuangan yang tepat.
Menyusun anggaran berdasarkan prioritas
Salah satu langkah awal dalam mengelola keuangan adalah membuat anggaran yang disusun berdasarkan skala prioritas.
Dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University, Istiqlaliyah Muflikhati, menekankan pentingnya menyusun anggaran dengan mengidentifikasi kebutuhan utama terlebih dahulu.
"Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat anggaran dengan cara mengidentifikasi kebutuhan. Lalu diurutkan mulai dari yang utama [primer] sampai yang kurang penting," ujar Istiqlaliyah, dikutip dari keterangan resmi Jumat (28/3/2025).
Pengeluaran utama yang perlu diprioritaskan meliputi zakat fitrah, zakat mal, biaya mudik atau silaturahmi, serta tunjangan untuk keluarga.
Selain itu, kebutuhan seperti kue Lebaran juga termasuk dalam anggaran primer yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Setelah kebutuhan utama terpenuhi, barulah anggaran dapat dialokasikan untuk kebutuhan sekunder seperti membeli pakaian baru, mempercantik rumah, atau menyiapkan dana untuk rekreasi keluarga.
Namun, Istiqlaliyah mengingatkan agar anggaran selalu disesuaikan dengan kondisi finansial pribadi serta menghindari utang sebisa mungkin.
Mengoptimalkan THR dengan konsep 3S
Agar THR tidak habis dalam sekejap, Istiqlaliyah menyarankan penerapan konsep 3S, yaitu Saving (menabung), Sharing (berdonasi), dan Spending (belanja).
Dengan metode ini, penggunaan THR dapat lebih optimal dan tidak hanya terfokus pada konsumsi saat Lebaran.
Berbelanja saat diskon memang dapat menjadi strategi hemat, tetapi harus dilakukan dengan selektif.
Hindari tergoda oleh berbagai promosi yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan utama.
"Perlu diingat, dahulukan memenuhi kebutuhan, bukan keinginan," tambah Istiqlaliyah.
Strategi menghindari pengeluaran impulsif
Pengeluaran impulsif sering kali menjadi penyebab utama membengkaknya anggaran selama Lebaran.
Untuk menghindari hal tersebut, beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:
- Menyusun anggaran yang jelas dan berkomitmen untuk mengikutinya.
- Menggunakan metode pembayaran nontunai dengan batasan tertentu.
- Menghindari scrolling berlebihan saat berbelanja online.
- Mengurangi window shopping yang memicu pembelian tidak perlu.
- Menunda pembelian barang di luar daftar kebutuhan selama 24 jam sebelum melakukan transaksi.
- Memastikan barang yang dibeli dengan diskon memang sudah termasuk dalam daftar kebutuhan.
- Tidak berbelanja dalam kondisi emosional seperti saat lapar atau stres.
Kesalahan terbesar yang sering terjadi dalam pengelolaan keuangan saat Lebaran adalah mengambil utang untuk memenuhi kebutuhan.
Istiqlaliyah menegaskan pentingnya menyisihkan sebagian dana untuk keperluan pasca-Lebaran agar tidak mengalami kesulitan finansial di bulan berikutnya.
"Jangan sampai setelah Lebaran bingung karena tidak ada simpanan," pesannya.
Dengan perencanaan keuangan yang matang, setiap orang dapat menikmati momen Lebaran dengan tenang tanpa harus khawatir tentang kondisi finansial di bulan berikutnya.
Kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik tidak hanya membantu dalam jangka pendek, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan literasi finansial dalam jangka panjang.
Membuat anggaran berdasarkan prioritas, mengalokasikan THR dengan bijak, serta menghindari pengeluaran impulsif adalah langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk menghadapi pengeluaran Lebaran secara lebih cerdas.