Pewarta Network
Kamis, April 10, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Sejumlah tersangka saat ditunjukkan kepada awak media di Jakarta, Kamis (10/4/2025). (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Kasus peredaran uang palsu dalam jumlah fantastis berhasil diungkap polisi setelah insiden tak terduga. Sebuah tas misterius tertinggal di dalam gerbong KRL jurusan Rangkas Bitung. Dari temuan tak lazim ini, polisi menelusuri jejak hingga membongkar sebuah pabrik pembuat uang palsu di Kota Bogor.
Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Haris Akhmad Basuki mengungkapkan, petugas awalnya curiga terhadap tas mencurigakan yang tertinggal di Stasiun Tanah Abang pada Senin (7/4/2025). Tas itu diduga berisi barang ilegal karena pemiliknya tampak enggan membuka isinya.
“Ada tas mencurigakan yang tertinggal di gerbong kereta tujuan Rangkas Bitung,” ujar Kompol Haris di Jakarta, Kamis (10/4).
Ketika MS (45), sang pemilik tas, kembali mengambil barangnya, ia bersikeras agar tas tersebut tidak dibuka. Namun setelah didesak, MS akhirnya mengaku bahwa di dalamnya terdapat uang palsu pecahan Rp100 ribu senilai total Rp316 juta.
Pemeriksaan terhadap MS memicu penyelidikan lebih lanjut. Dalam waktu singkat, dua orang lain berhasil diamankan dari sebuah hotel di kawasan Mangga Besar, Jakarta. Keduanya, BI (50) dan E (42), kedapatan membawa uang palsu tambahan senilai Rp451 juta.
Penangkapan terus berlanjut. Keesokan harinya, Selasa (8/4/2025), dua nama lain, BS (40) dan BBU (42), berhasil diringkus atas dugaan sebagai pengedar upal. Kemudian, Rabu (9/4), giliran AY (70) yang diciduk di Subang, Jawa Barat. AY diketahui sebagai perantara distribusi.
Pengembangan dari keterangan para tersangka akhirnya mengarahkan polisi ke rumah produksi utama uang palsu di Perumahan Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Bogor Barat. Rumah itu diketahui milik DS, yang juga ditangkap bersama LB pihak yang menyediakan lokasi produksi.
“Rumah tersebut disediakan oleh LB yang juga ikut kami tangkap dan totalnya dari sindikat peredaran uang palsu itu, kami menangkap sebanyak delapan orang dengan perannya masing-masing,” jelas Kompol Haris.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi, membenarkan bahwa pihaknya ikut terlibat dalam penggerebekan pabrik uang palsu yang dilakukan bersama Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol M Malau, serta anggota TNI dari Kodim 0606/Kota Bogor.
“Betul untuk proses ditangani Polsek Tanah Abang, kita ‘back up’ proses gerebeknya,” ujar AKP Aji di Bogor.
Penggerebekan dilakukan pada Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Polisi mengamankan berbagai peralatan produksi dan barang bukti yang diduga digunakan untuk mencetak uang palsu.