Redaksi Pewarta.co.id
Minggu, Mei 25, 2025
Perkecil teks Perbesar teks
![]() |
Gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye, menegaskan pertandingan vs China di GBK bukan laga balas dendam atas kekalahan di pertemuan pertama. (Foto: Dok. PSSI) |
PEWARTA.CO.ID — Jelang pertemuan krusial Timnas Indonesia vs China di lanjutan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, gelandang Thom Haye menyampaikan pandangannya yang menyejukkan.
Ia menolak anggapan bahwa laga pada 5 Juni 2025 mendatang sebagai momen balas dendam atas kekalahan sebelumnya dari tim Negeri Tirai Bambu.
Bagi Thom Haye, pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tersebut justru menjadi kesempatan emas bagi skuad Garuda untuk menunjukkan peningkatan signifikan sejak kekalahan tipis 1-2 di pertemuan pertama pada Oktober 2024 lalu.
Timnas Indonesia saat ini masih memiliki peluang untuk melaju ke putaran selanjutnya atau bahkan menyalip Jepang di puncak klasemen.
Dengan koleksi sembilan poin dan berada di posisi keempat, laga kontra China menjadi penentu penting nasib Merah Putih di babak ketiga zona Asia.
Bukan ajang balas dendam
Meski atmosfer pertandingan diprediksi bakal panas, Haye menekankan bahwa skuad Garuda tidak terbebani dengan narasi "balas dendam".
“Ya, tapi bukan seperti balas dendam kepada China,” ujar Thom dalam kanal YouTube The Haye Way, Minggu (25/5/2025).
Ia membandingkan atmosfer laga melawan China dengan pertemuan Timnas kontra Bahrain yang sebelumnya juga diwarnai tensi tinggi.
Menurutnya, laga melawan Bahrain lebih menguras emosi karena perasaan dicurangi saat pertemuan pertama yang berakhir imbang 2-2.
“Saya pikir pertandingan melawan Bahrain lebih menguras emosi karena berbagai situasi dan kami bermain dengan baik, dan juga dari segi keolahragaan. Jadi, ya saya bangga dengan itu dan seluruh tim juga,” tambahnya.
Jadi laga pembuktian
Lebih dari sekadar membalas kekalahan, Haye menyebut laga mendatang sebagai momen penting untuk menebus kesalahan di laga sebelumnya.
Menurut pemain berdarah Indonesia-Belanda ini, saat bertandang ke China, permainan Garuda belum maksimal.
“Saya pikir tentang balas dendam kepada China lebih kepada menunjukkan diri Anda lebih baik karena kami tidak menampilkan yang terbaik pada laga itu. Jadi itu lebih kepada balas dendam pribadi ketimbang ada kaitannya kepada China,” pungkasnya.