HIPMI Bojonegoro Desak Pengusaha Hentikan Praktik Tahan Ijazah Karyawan: Bukan Solusi, Tapi Masalah Baru

5 hours ago 5

Nimas Taurina

Nimas Taurina

Sabtu, April 19, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

 Bukan Solusi, Tapi Masalah Baru
Ketua BPC HIPMI Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sholikhuddin Zuhdi bersama pelajar dan mahasiswa saat mengadakan kegiatan bersama beberapa waktu lalu. (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Bojonegoro menyerukan kepada para pengusaha muda di wilayahnya untuk tidak lagi menahan ijazah karyawan sebagai bentuk jaminan kerja. Imbauan ini disampaikan menyusul munculnya kasus serupa di Kota Surabaya yang menuai sorotan publik.

Ketua BPC HIPMI Bojonegoro, Sholikhuddin Zuhdi, yang akrab disapa Kang Sholek, menyayangkan tindakan menahan dokumen pribadi karyawan hanya demi mempertahankan tenaga kerja.

“Penahanan ijazah hanya alasan supaya mengikat karyawan, tanpa memedulikan nasib karyawan ke depan,” ujarnya saat ditemui di Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (19/4/2025).

Menurut Kang Sholek, tindakan tersebut bukanlah jalan keluar yang tepat dalam mempertahankan loyalitas karyawan. Ia menegaskan, apabila karyawan mendapatkan peluang kerja yang lebih baik dan masa kontraknya sudah selesai, seharusnya mereka diberi kesempatan untuk berkembang.

“Yang terpenting bukan menahan ijazah, tapi bagaimana caranya pengusaha merekrut karyawan yang sesuai dengan keahlian dan menetapkan kontrak kerja yang jelas sejak awal,” tegasnya.

HIPMI Bojonegoro mendorong pelaku usaha, termasuk UMKM, untuk membangun sistem ketenagakerjaan yang transparan dan adil. Hal ini bisa dimulai dari rekrutmen berdasarkan kemampuan, serta pelatihan peningkatan skill bagi karyawan.

“Selain itu, sistem jenjang karir dan tunjangan bonus sesuai perjanjian kerja yang disepakati, serta membuat suasana di lingkungan kerja tercipta rasa kekeluargaan yang nyaman,” kata Sholek, menekankan pentingnya lingkungan kerja yang kondusif.

Ia juga menyoroti pentingnya kepastian jam kerja yang wajar agar baik pengusaha maupun pekerja merasa saling diuntungkan dalam hubungan kerja.

Kang Sholek juga menekankan bahwa hubungan antara pengusaha dan karyawan bersifat saling membutuhkan. Oleh karena itu, menjaga suasana kerja yang sehat dan iklim usaha yang positif sangat penting, apalagi di tengah upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Mari kita saling bekerja sama antara pengusaha dan karyawan, mencari solusi yang bagus untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ajaknya.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |