Jaga Kesehatan Jantung Lewat Hubungan Cinta yang Sehat, Ini Kata Dokter Jantung

12 hours ago 8

Hammad Hendra

Hammad Hendra

Minggu, April 20, 2025

Perkecil teks Perbesar teks

Jaga Kesehatan Jantung Lewat Hubungan Cinta yang Sehat, Ini Kata Dokter Jantung
Ilustrasi. Jaga kesehatan jantung lewat hubungan cinta yang sehat, ini kata dokter jantung. (Dok. Freepik)

PEWARTA.CO.ID - Tak hanya pola makan dan olahraga, kesehatan jantung juga bisa dipengaruhi oleh kualitas hubungan dengan pasangan.

Hubungan yang harmonis dan menenangkan dapat berdampak positif bagi organ vital ini.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Mega Febrianora, Sp.JP (K), dalam keterangan resmi yang disampaikan melalui Kementerian Kesehatan.

Menurut dr. Mega, ada empat aspek penting yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih pasangan, yakni kecocokan secara fisik, intelektual, emosional, dan seksual.

Keempat komponen ini turut menentukan ketenangan dan kenyamanan dalam hubungan, yang pada akhirnya mendukung kesehatan jantung.

"Pasangan yang baik untuk jantung (adalah) pasangan yang menenangkan, pasangan yang gak bikin tensi naik, gak bikin deg-degan karena emosi terus," kata Mega dalam keterangan pers dari Kemenkes, Jumat (15/2/2025), dikutip dari Pafikotabanggaikepulauan.org.

Cinta stabil, hormon seimbang, jantung lebih tenang

Dalam penjelasannya, dr. Mega juga menyebutkan bahwa hubungan yang stabil secara emosional memicu produksi dua hormon penting: oksitosin dan vasopresin.

Oksitosin dikenal sebagai hormon yang menciptakan rasa kedekatan dan kepercayaan, sementara vasopresin membantu memperkuat komitmen dalam hubungan.

Untuk merangsang produksi hormon-hormon tersebut, dibutuhkan interaksi fisik dan emosional yang konsisten antara pasangan.

Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  • Memeluk pasangan selama 20 detik.
  • Memberi pelukan sebanyak delapan kali dalam sehari.
  • Mencium pasangan minimal enam detik.

"Ada usaha yang dilakukan untuk mempertahankan si love hormone tersebut, yang akhirnya membuat efeknya adalah jantung jadi tenang. Jantung jadi tenang, blood pressure-nya jadi turun, heart rate-nya jadi turun," kata dokter itu.

Ia juga menjelaskan bahwa inilah salah satu alasan mengapa sebagian orang memiliki bahasa cinta berupa sentuhan fisik.

Bagi mereka yang menjalani hubungan jarak jauh, ada cara lain yang juga bisa menstimulasi oksitosin, seperti komunikasi hangat dan dukungan emosional yang konsisten.

Emosi yang matang, hubungan yang sehat

Lebih jauh, dr. Mega menekankan pentingnya kematangan emosional dalam menjalin hubungan yang sehat dan stabil.

Menurutnya, usia menjadi salah satu faktor yang memengaruhi stabilitas emosi.

Studi menunjukkan bahwa kestabilan emosional cenderung terbentuk pada usia 30-an, sementara usia 20-an masih merupakan fase pencarian jati diri.

Sayangnya, di Indonesia, banyak orang memilih menikah pada usia 20-an, di mana kematangan emosional belum sepenuhnya terbentuk.

"Masa-masa di mana kita tuh belum matang atau belum stabil secara emosional. Kemudian, misalnya nih, let's say pasangannya berubah. Dan ketika pasangannya berubah, mungkin tipenya udah berubah juga. Chemistry-nya juga jadi gak dapat," katanya.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa usia bukan satu-satunya penentu. Ada juga yang sudah matang secara emosional di usia muda.

Read Entire Article
Bekasi ekspress| | | |